Etika Berjualan Online Agar Bisnis Kamu Lancar

Februari 14, 2021

 

www.ulfahwahyu.com

Tanya : Sist ini harganya berapa?

Jawab : 20rb Kak.

Tanya  : Warnanya apa saja ?

Jawab : Merah, kuning, biru, hitam, putih

Tanya  : Tolong di fotokan ya Sist semua warna.

Jawab : Oke.

Tanya : Kalau ke kota A berapa ongkirnya?

Jawab : 10rb Kak.

Tanya : Kira-kira berapa hari sampainya?

Jawab : Kurang lebih 2-3 hari

Tanya  : 1 kg muat berapa Sist?

Jawab : Sekitar3-4 pc Kak.

Tanya  : Model lain ada gak Sist?

Jawab : Ada Kak, harganya tapi beda dari yang tadi.

Tanya  : Oh gak apa-apa, bisa tolong di fotokan juga?

Jawab : Oke.

Tanya  : Warnanya yang lebih lembut lagi ada gak?

Jawab : Ini ya Kak ( di fotokan contoh warna lembut )

Tanya : Oke Sist.

Setelah 1X24 jam pembeli menanyakan progres selanjutnya dari tanya jawab di atas.

Tanya  : Bagaimana Kak, apakah jadi order?

Jawab : Maaf Sist gak jadi, anaknya gak suka.


Hallo para Emak pejuang online, apakah sudah familiar dengan dialog di atas? Saya sudah menekuni bisnis online hampir sembilan tahun, dan dialog di atas adalah makanan saya sehari-hari, huhuhu. Lantas apakah saya merasa kesal dan marah dengan kenyataan di atas? Awalnya saat masih pertama kali terjun di bisnis online, jujur saya merasa kesal, karena kita sudah capek-capek membalas chat, bahkan harus bongkar stock untuk foto berkali-kali, eh... ujung-ujungnya gak jadi beli, haduh rasanya pengin ngunyah garam ya hihihi.

Tetapi itu dulu sekali Mak, sebelum saya belajar tentang etika berjualan online.  Jujur memang awal mula saya berjualan online karena memanfaatkan smartphone yang aku punya dan kebetulan ada seorang teman yang siap menjadi supplier dengan syarat yang lunak, karena beliau adalah produsen langsung. Akhirnya tawaran untuk ikut memasarkan produknya pun langsung aku iyakan, tanpa belajar lebih detil tentang seluk beluk berjualan online. Tahunya hanya posting, promo, closing udah.

Namun dengan berjalannya waktu, orentasi saya mulai berubah, yang tadinya hanya sekedar berjualan mencari untung, saya pun mulai belajar bagaimana cara menaikkan omset dengan mengandalkan promosi dan juga komunikasi yang santun. Karena saya tidak ingin menjadi pedagang online yang hanya fokus mencari keuntungan semata, tetapi lebih kepada membranding diri dan merk dari produk yang aku jual dengan positif.

Kebetulan saya menjual produk perlengkapan salat anak, baju muslim muslimah anak dan remaja. Sehingga kebanyakan konsumennya adalah para Ibu, jadi komunikasi yang baik menjadi kunci utama dalam menjalankan usaha online ini. Banyak transaksi online gagal karena penjual kurang memiliki etika berjualan yang baik, sehingga konsumen merasa tidak nyaman berebelanja di toko onlinenya.

Etika Berjualan Online Agar Bisnis Kamu Lancar

Komunikasi yang Baik

Bangun komunikasi positif dengan konsumen, dengan cara bersikap ramah, sopan dan sabar. Sebagai pebisnis online kamu tentu akan bertemu dengan berbagai macam konsumen dengan latar belakang budaya, pendidikan dan juga sosial kemasyarakatan yang berbeda, sehingga cara berkomunikasi mereka pun akan berbeda pula. Sebagai seorang pedanngan, kamu harus dapat melayani bermacam pembeli itu dengan sikap ramah dan sabar. Ini adalah kunci komunikasi dalam perdagangan online. 

Apalagi kamu tidak bertatap muka langsung dengan konsumen, jadi komunikasi yang baik akan menjadi senjata untuk menarik pembeli. Meskpiun pada akhirnya konsumen tidak jadi membeli dagangan kamu, tetaplah bersikap sopan, ramah dan sampaikan ucapan terima kasih karena sudah berkunjung ke toko online kamu.

Membalas Pertanyaan Konsumen

Biasanya pembeli online akan lebih banyak bertanya tentang kondisi barang yang akan mereka beli, karena mereka tidak dapat melihat dan memegang secara langsung. Nah sebagai penjual kamu harus memberikan pelayanan dengan baik. Jawablah semua pertanyaan konsumen dengan jelas dan detil, sehingga mereka akan merasa yakin dengan toko online kamu dan kualitas barang yang kamu jual. 

Tidak Menyalahgunakan Data Konsumen

Saat transaksi online para konsumen akan memberikan data lengkap diri mereka, seperti nama lengkap, alamat dan nomer handphone. Gunakan data pribadi konsumen itu hanya untuk kepentingan transaksi jual beli dengan mereka, selebihnya kamu tidak berhak menyalahgunakannya untuk kepentingan yang lain. 

Sampaikan Kondisi Barang dengan Jujur

Kejujuran adalah salah satu kunci juga dalam bertransaksi jual beli. pedagang wajib menyampaikan kondisi produk dengan jujur. Apalagi transaksi jual beli secara online, dimana pembeli tidak dapat mengetahui secara langsung kondisi barang. Sampaikan spesifikasi produk dengan jelas dan detil.

Saya juga lebih senang memberikan deskripsi produk secara jelas dan detil sebelum konsumen bertanya lebih jauh tenntang produk kita. Selain agar konsumen merasa diperhatikan, sebagai pembeli mereka akan melihat kesunguhan penjual dalam memasarkan produknya. Sehingga semakin membuat mereka yakin untuk belanja di tokomu.

Berikan pilihan ekspedisi 

Ongkos kirim biasanya akan menjadi salah satu pertanyaan yang cukup pelik. Terkadang ada konsumen yang akhirnya membatalkan transaksi jual beli karena onkos kirim yang menurut mereka mahal. Bagi sebagaian konsumen pemilihan onkos kirim yang memadai merupakan salah satu yang penting dalam transaksi jual beli online. Oleh karena itu, sebagai pedagang, kamu harus berusaha untuk memberikan kemudahan dalam masalah ini. Berikan pilihan ekspedisi, sehingga konsumen bisa memilih mana yang sesuai dengan budget mereka.

Packing Barang dengan Rapi

Konsumen akan merasa dihargai jika pedagang melakukan packing barang dengan rapi. Selain itu, packing barang yang rapi akan menunjukkan kualitas dari toko online kamu. Packing yang rapi juga bisa menjadi branding produk dan toko, sehingga konsumen akan yakin bahwa toko onlline kamu benar-benar bagus dan terpercaya.

Selama hampir sembilan tahun saya menekuni bisnis online, alhamdulillah belum pernah menemukan konsumen dengan tingkah dan permintaan yang aneh-aneh. Bahkan ada beberapa konsumen saya yang akhirnya menjadi akrab dan saling percaya, karena komunikasi positif yang saya bangun. Etika yang baik dalam berjualan juga akan memberikan dampak positif yang lain dalam bisnis online kamu.

Saya bahkan pernah salah dalam mengirim barang kepada salah satu konsumen yang sudah langanan. Setelah meminta maaf atas keteledoran itu, saya berniat untuk mengganti kelebihan uang dengan cara mentransfer. Tetapi konsumen saya bilang tidak perlu, uangnya disimpan saja dulu karena lain hari dia mau order lagi. Alhamdulillah... saya bersyukur dipertemukan dengan orang seperti itu. 

Kejujuran, amanah dan juga tanggung jawab juga merupakan tiga sikap yang wajib dimiliki oleh pedagang baik online maupun offline. Terutam pedagang online, karena kamu tidak berhadapan langsung dengan konusmen dan jarak antara transaksi dengan pengiriman barang membutuhkan waktu. Jangan lupa ucapkan terima kasih karena mereka sudah berbelanja di toko kita, dan mintalah testimoni tentang produk yang kita jual dan juga pelayanan yang kita berikan. Nah itu tadi beberapa etika berjualan online agar bisnis kamu lancar. Semangat berwirausaha teman - teman, semoga sukses, lancar dan barokah usahanya.

Salam Hangat

Ulfah Wahyu


You Might Also Like

32 komentar

  1. Makasih sharingnya mba wahyu. Wah mba wahyu keren udah sembilan tahun bisnis online. Ilmunya udah keren banget. Aku dulu juga awal-awal selalu merasa sedih bila ada customer nanya panjang kali lebar, tapi ujungnya tidak beli. Rasanya sedih, tapi lama-kelamaan dah biasa. InsyaAllah akan diganti dengan rezeki yang lebih suatu saat nanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak alahmdulillah saya masih jualan online sampai sekarang. Bertemu dengan beacam konsumen semakin menambah kekayaan batin kita.

      Hapus
  2. Saya pernah berjualan online... buku saya sendiri, hehe. Belum menggeluti yang lebih jauh dan sepertinya belum berminat ke situ. Tapi dari pengalaman jualan buku, saya sedikit banyak merasakan hal yang Mbak sebut di atas.


    So, salut deh dengan para emak pejuang online yang sabar dan amanah sebagai penjual. Saya yang lumayan sering pesan barang secara online juga bisa menilai pedagang seperti apa yang menjalankan "tugasnya" dengan baik sehingga saya mau langganan di tokonya. Ya, seperti hal-hal yang Mbak sebut di atas itulah. Sip.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, itulah kuncinya mbak agar bisnis online kita bisa tetap bertahan. Membangun komunikasi yang baik dengan konsumen.

      Hapus
  3. Keren mbak Ulfa. Semoga makin laris manis jualannya ya. Ternyata udah menggeluti jualan online sejak lama... Mantappp...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin makasih mbak Novi, sukses juga buat jenengan.

      Hapus
  4. Aku pernah beberapa kali jualan online mba. Dan emang capek banget hihihi. Salut deh sama mba Ulfa bisa tahan sembilan tahun loh. Aku pribadi sih kalo pas beli online bukan via marketplace jarang sih. Kalopun beli biasanya nyari yg penjualnya udah kenal. Dan rasanya ga gitu-gitu amat juga nanya-nanya trus akhirnya gak beli. Malah kebanyakan kalo udah nanya ya 90% beli hehhe. Kecuali kalo di marketplace yg aku anggep kayak toko offlonet aja gitu. Gak kenal ama penjual jadi ga ada "kewajiban" utk beli meski udah nanya.

    Eniwe semangayt terus ya mna jualannya. Sehat selalu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, enak kalau sudah langganan ya. Konsumenku juga rata2 sudah langganan, karena mereka dijual lagi.

      Hapus
  5. Dulu yuni pas masih jualan online juga sering nemu calon pembeli model yang diceritakan di awal tadi. Ya memang kudu sabar-sabarin diri buat menanggapi. Hehehe...

    Aniway, kode etik dagangan online memang kudu dikuasai sebelum memutuskan untuk melakukan profesi itu ya mbak. Ben nggak gampang esmoni. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak Yuni, apalagi kita tidak bertatap muka langsung ya jadi modalnya adalah santun dalam berkomunikasi.

      Hapus
  6. Salut Mbak bisa konsisten berjualan sampai 9 tahun. Sewaktu baru jadi IRT saya juga jualan online tapi gak sampe setahun. Habis itu ganti produk lagi, tapi nggak lama juga. Haha. Memang perlu telaten, konsisten dan belajar terus2an supaya tau ilmu2 jualan terkini. Kesabaran dalam menghadapi pelanggan yg aneh2 juga dibutuhkan kayak Mbak gitu. Sukses terus ya Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, ternyata tidak hanya sekedar menjual, tetapi harus mengiuasai komunikasi efektif juga bagi penjual.

      Hapus
  7. Mantaabb nian, mbaa
    memang transaksi online tuh dibutuhkan karakter pedagang dan pembeli yg amanah, ya
    InsyaALLAH senantiasa berkah Mba
    Rezeki melimpaahh, aamiin aamiin ya robbal alamiin

    BalasHapus
  8. Hebat mbak istiqomah jualan onlinenya. Kalau aku moody banget jualan online. Kadang semangat kadang nggak. Jadilah belum keliatan hasilnya dari jualan online hehe. Semoga terus lancar dan berkah jualannya ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang ada naik turunnya mbal, namanya usaha ya. Tetapi enjoy aja dijalani.

      Hapus
  9. Betul, mba. Kebetulan pernah juga berjualan online. Manner penjual penting, harus best manner dan ga baper. Soalnya kepercayaan penting banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah betul, jangan baperan. Hadapi dengan ikhlas dan sabar hehee.

      Hapus
  10. MashaAllah~
    Allah mempertemukan dengan pembeli yang amanah karena yang jualan juga amanah dan sangat berhati-hati.

    Aku alhamdulillah juga pernah kak...bermuamalah dengan seseorang yang gak aku kenal sama sekali. Komunikasi terbangun hanya saat ingin menjahit baju (dia jualan baju custom).
    Alhamdulillah,
    Ketika ada kesalahan pemotongan kain yang salah sehingga menyebabkan bajunya tidak nyaman, ia bersedia mengembalikan uang yang sudah aku transfer.

    Aku bilang "Gak perlu.."
    Tapi beliau nya ngotot karena ini muamalah dibawa sampai akhirat.

    MashaAllah~

    Tetap memberikan yang terbaik ya, kak..
    Yakin rejeki adalah hak preogatif Allah.

    Tabarakallahu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, bersyukur kalau bertemu konsumen seperti itu ya.

      Hapus
  11. Keren, Mbak Ulfah. Udah 9 tahun jualan online. Masih eksis sampai sekarang. Saya kurang sabarjualan online. Pernah jual buku sendiri. Ditawarkan, katanya mau beli. Eh ditanya ulang, batal. Ya udah. Saya betpikir. Mungkin rezeki saya bukan di situ. He he. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak bumd yang gitu, ya anggap aja belum rezeki, semangat.

      Hapus
  12. Cocok mba.... Paling seneng deh dengan penjual yang ramah dan welcome. Sebagai pembeli, biasanya saya berusaha tahundiri, tanya2 saat daya betul2 serius menginginkan barang itu, agar tidak mubadzir waktu dan energi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, kalaupun misal gak jadi kita akhiri dengan bahasa yang santun.

      Hapus
  13. Hahaha. Pernah jualan online jadi udah kebal pengalaman kayak cerita di atas. Awalnya sebel sih udah ngarep pembeli. Tapi kemudian saya belajar. Akhirnya saya legowo dan santuy kalau ada pembeli gitu. Ya memang kalau di posisi pembeli harus pastiin barang. Wajar aja sih. Dan kita sebagai penjual juga mesti upgrade gaya komunikasinya. Kalau pun belum jadi beli, minimal dia tahu kita tipe penjual seperti apa. Dan kita malah bisa jadi temenan sama dia. Memperluas networking. Bisa jadi dia ga beli krn ga cocok barangnya, tapi krn terkesan sama kita, dia rekomen ke orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, sebagai penjual harus punya stok sabar yang banyak, intinya menjalin hubungan dengan konsumen agar tetap baik, siapa tahu jadi langganan karena sikap kita yang baik

      Hapus
  14. Wah... benar sekali mba, jualan online perlu etika juga biar pembelinya nyaman dan bis jadi langganan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, karena online kan gak berhadapan langsung , jadi komunikasi positif menjadi kunci.

      Hapus
  15. Aku belum pernah jualan online, Mbak, jadi belum merasakan suka dukanya. Tapi semoga sebagai pembeli aku nggak menyebalkan di mata toko-toko online yang kubeli. Semangat yaaa para penjual online.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, selama kita niatnya baik insya Allah penjual pun paham mbak, meakioum tidak jadi beli, yang penting komunikasinya sopan.

      Hapus
  16. Mantap mbak Ulfa. Kayaknya saya butuh banyak belajar nih sama mbak Ulfa gimana bisnis online menghasilkan. Suka gagal Mulu nih. Dan mungkin kurang konsep kali ya?

    Jadi banyak belajar dari ulasan mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang memang prakteknya tak semudah teori, tapi insya Allah bisa di pelajari dengan praktek langsung dan yang terpenting percaya kalau rezeki itu sudah ada yang mengatur.

      Hapus