Awal Agustus tahun 2005 saya menerima sebuah amplop berwarna putih dari guru mengajiku. Beliau mengatakan, bahwa di dalam amplop itu berisi sebuah foto dan boidata seorang Ikhwan yang berniat taaruf denganku. Sebagai seorang lajang berusia 26 tahun saat itu, tentu hal itu adalah sebuah kabar yang membahagiakan.
Singkat cerita, sayapun menunjukkan bidoata itu kepada keluarga. Dengan rida Allah, akhirnya pernikahan kami terlaksana pada tanggal 30 September 2005, tepat satu bulan setelah saya menerima boidata itu dan bertemu dua kali dengan sang Ikhwan, dengan didampingi guru mengajinya.
Proses perjalanan pernikahan saya yang singkat, cukup membuat saya tidak menyangka kalau kelak saya akan bertemu jodoh dengan cara seperti ini. Ya, saya menikah dengan jalan perjodohan. Lewat perantara guru mengaji kami, kami dipertemukan dalam ikatan suci yang akan menjadi sebuah ibadah terpanjang dalam hidup ini.
Apakah kisah cinta saya seperti sinetron atau novel-novel yang biasa saya baca melalui aplikasi online atau novel cetak? Tentang pernikahan dengan jalan perjodohan, yang mulanya benci jadi rindu, hihihi, malah seperti lagu ya. Alhamdulillah saya tidak mengalami masa benci jadi rindu itu, karena pernikahan dengan perjodohan ini adalah pilihan saya dan pilihan kami berdua tepatnya, saya dan suami.
Lalu apakah pernikahan kami penuh dengan cinta? Jujur diawal menikah saya masih belum bisa merasakan arti cinta yang sebenarnya, karena saya dan suami tidak saling mengenal sebelumnya. Kami hanya mengenal lewat biodata dan bertemu fisik dua kali hingga akad nikah dilaksanakan. Sehingga kami masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Tetapi dengan berjalannya waktu, kami tinggal bersama, berkomunikasi, saling mengisi, akhirnya lambat laun perasaan cinta itu mulai tumbuh. Mungkin bisa dikatakan kami pacarannya setelah menikah.
Pernikahan dengan jalan perjodohan ini tentu membutuhkan perjuangan dari kedua belah pihak, agar dapat menumbuhkan cinta yang menjadi dasar dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Nah, buat kamu yang memilih untuk menikah dengan jalan perjodohan, tips berikut ini dapat kamu jalankan.
Tips Menumbuhkan Cinta dalam Pernikahan karena Perjodohan
Menikah dengan Niat karena Allah
Saya memperbaiki niat saat ingin menikah. Saya menikah dengan niat beribadah kepada Allah, saya selalu berdoa agar dimudahkan bertemu jodoh untuk menggenapkan separuh agama. Memohon jodoh yang seiman, berakhlak baik, bertanggung jawab dan sederet doa terbaik lainya. Niat itu selalu saya perbaiki setiap saat, sehingga akan menjadi motivasi bagi saya untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi pasangan.
Ikhlas Menerima Jodoh Kita
Ikhlas menerima jodoh yang sudah Allah pilihkan untuk kita. Saya percaya jodoh itu di tangan Allah. Banyak kisah yang terjadi menimpa teman-teman saya, pacarannya dengan siapa menikahnya dengan siapa. Kita tidak akan pernah tahu, karena jodoh adalah rahasia Sang Illahi. Dengan ikhlas menerima, maka jalan yang kita lalui dalam berumah tangga insya Allah akan lebih mudah.
Saling Menghargai
Saling menghargai pasangan, adalah salah satu kunci dalam menumbuhkan cinta dalam pernikahan dengan perjodohan ini. Kita menyadari bahwa masing-masing dari kita membutuhkan waktu untuk saling mengenal pasangan dengan lebih baik, dan salah satunya dengan saling menghargai, sehingga pasangan akan merasa nyaman, dan memberikan timbal balik yang positif dalam hubungan suami istri.
Menerima Kelebihan dan Kekurangan Pasangan
Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.Pun dengan pasangan yang menikah dengan perjodohan. Mereka baru mengenal pasangan setelah ijab qabul, sehingga membutuhkan waktu untuk saling memahami satu dengan yang lain. Dengan berjalannya waktu, berusaha untuk menerima semua kelebihan dan kekurangan pasangan. Proses ini tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Saya bahkan masih terus berusaha sampai saat ini untuk terus bisa melewati proses ini.
Membangun Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu hal yang penting dalam sebuah hubungan. Dalam pernikahan dengan perjodohan ini, suami istri harus senantiasa membangun komunikasi yang positif. Masing-masing pasangan dapat mengungkapkan perasaan hatinya, sehingga pasangan tahu apa yang diinginkan oleh pasanganya.
Menguatkan Doa
Setelah semua ikhtiar kita lakukan untuk terus menumbuhkan cinta dalam pernikahan dengan perjodohan, maka langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah menguatkan doa. Ya, jangan pernah putus berdoa, agar senantiasa mengekalkan ikatan cinta di antara suami istri karena Allah, sehingga perjalanan bahtera rumah tangga senantiasa mendapat rida-Nya dan kekal hingga ke surga-Nya.
Alhamdulillah pernikahan dengan perjodohan yang saya jalani sudah hampir memasuki usia 16 tahun. Tentu bukan waktu yang sebentar untuk melewati semua suka duka dalam mengarungi biduk rumah tangga. Sudah banyak airmata yang tumpah dan tawa yang berderai mewarnai perjalanan rumah tangga kami. Tetapi kami menjadikan semua itu sebagai sebuah pelajaran, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, cinta perlahan mulai tumbuh di hati kami. Cinta yang kami bingkai karena Allah dan berusaha untuk terus memperbaiki diri sejalan dengan bertambahnya usia. Doa tulus selalu kami panjatkan, agar kami akan terus berjodoh hingga akhir nanti, aamiin.
Salam Hangat
Ulfah Wahyu