Tahun 2017 merupakan salah satu tahun yang berarti dalam hidup saya, karena pada bulan Maret tahun 2017 itulah, Allah memberikan kesempatan kepada saya dan suami untuk berangkat umrah. Selain ibadah Haji, menunaikan ibadah umrah, merupakan impian setiap umat Muslim. Rasanya seperti mimpi ketika kami dapat mewujudkan impian berangkat umrah bersama. Apalagi, saya berkesempatan juga mengajak Ibu saya yang saat itu berusia 63 tahun untuk berangkat bersama.
Awalnya kami mendaftar berangkat bertiga. Saya, suami dan ibu. Nah, ditengah proses menunggu pembuatan paspor, tiba-tiba Bulik dari suami yang saat itu berusia 69 tahun memutuskan untuk ikut berangkat bareng kami. Mumpung ada temannya, begitu kata anaknya. Akhirnya, jadilah kami berempat positif berangkat.
Setelah proses pembuatan paspor dan pengurusan visa selesai, akhirnya kami berangkat pada tanggal 2 Maret 2017. Masya Allah sungguh semua rasa bercampur menjadi satu. Bahagia, haru dan juga deg-degan. Ini adalah pengalaman pertama saya berangkat umrah, apalagi bersama dengan orang-orang yang dicintai, sungguh merupakan hadiah terindah dari Allah SWT.
Melakukan perjalanan umrah selama 9 hari dengan penerbangan kurang lebih 10 jam perjalanan dari indonesia ke Arab Saudi tentu membutuhkan persiapan yang matang, baik fisik maupun finansial. Apalagi kami berangkat bersama dua orang lansia. Tentu persiapan kami harus benar-benar maksimal
Persiapan Umrah
Persiapan Fisik
Persiapan fisik menjadi salah satu hal yang paling penting kita perhatikan, karena ibadah Umrah identik dengan ibadah fisik. Sama halnya dengan ibadah Haji, Umrah pun memerlukan persiapan fisik yang benar-benar matang. Terutama bagi para lansia. Pastikan kondisi fisik mereka sehat, sehingga dapat mengikuti kegiatan manasik dan juga menjalankan ibadah dengan lancar.
Persiapan Finansial
Persiapan finansial juga menjadi salah satu hal yang penting pada saat menjalankan ibadah Umrah. Tidak dapat dipungkiri, bahwa persiapan finansial ini menjadi pendukung dalam menjalankan ibadah Umrah.
Persiapan Keperluan Pribadi
Sebelum berangkat, kita harus benar-benar mempersiapkan perlengkapan yang berkaitan dengan keperluan pribadi. Seperti pakaian dan juga obat-obatan. Persiapkan dengan matang dan terencana, jangan sampai ada yang tertinggal, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah nantinya.
Persiapkan Dokumen Penting
Dokumen-dokumen penting sebagai penunjang pelaksaan ibdah jangan sampai terlewatkan, terutama yang berkaitan dengan identitas diri. Pastikan semua sudah tersimpan dengan rapi dan aman.
Semua persiapan di atas harus kita siapkan jauh hari sebelum keberangkatan. Apalagi jika kita menjalankan ibadah bersama lansia, kita bisa membantu mereka untuk melakukan pengecekan perlengkapan sebelum keberangkatan. Nah, selama pelaksanaan ibadah di tanah suci, ada beberapa hal yang harus kami persiapkan untuk membantu Ibu dan Bulik, apa saja itu?
Persiapan Fisik
Persiapan fisik ini harus benar-benar diperhatikan. Apalagi kami menjadi pendamping dua lansia. Saya dan suami bekerjasama untuk membantu ibu dan Bulik saat melakukan prosesi ibadah umrah di masjidil haram, maupun ketika ziarah ke tempat-tempat bersejarah. Saat tawaf maupun sai, kami siap sedia menjadi pegangan bagi beliau berdua, otomatis kami harus menyiapkan fisik secara maksimal.
Siap Menjadi kurir
Ibadah umrah adalah salah satu ibadah fisik, dimana semua kegiatan dilakukan secara berbarengan dan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, membuat fisik ibu dan bulik menjadi cepat lelah. Seperti contohnya, pada saat jam makan maka saya dan suami berbagi tugas untuk membawakan makan siang atau malam beliau berdua ke dalam kamar, karena setelah seharian berkeliling ziarah, mereka cukup kelelahan. Beruntung pihak catering menyediakan piring sekali pakai, sehingga bisa kami manfaatkan.
Menjadi Guide
Pada saat menjalankan ibadah umrah, selain mengisinya dengan beribadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawai, kami juga menziarahi beberapa tempat bersejarah yang menjadi jejak perjuangan para Anbiya. Pada saat melakukan perjalanan ini, kami harus siap menjadi guide bagi Ibu dan Bulik. mengarahkan apa-apa yang harus dilakukan, dimana mereka harus duduk di dalam bus, menjaga mereka agar kami tidak ketinggalan rombongan dan membantu mereka belanja oleh-oleh untuk cucu tercinta.
Mendapatkan kesempatan melakukan perjalanan ibadah Umrah dengan Lansia adalah salah satu anugerah terindah yang Allah berikan kepada kami. Kami menjadikan momen ini sebagai bentuk rasa syukur atas semua karunia yang telah Allah berikan.
Perjalanan yang cukup melelahkan ini seakan tidak terasa, karena kami menikmati setiap bagiannya dengan penuh rasa syukur dan bahagia. Akhirnya kami tiba kembali di tanah air dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Ibu dan Bulik juga dalam kondisi sehat, dan merasa senang, karena apa yang menjadi impian mereka, yaitu menunaikan ibadah umrah dapat terkabul.
Semoga Allah menerima semua amal ibadah kami, dan memberikan kami kesempatan untuk bisa kembali mengunjungi Baitullah, aamiin.
Salam hangat
Ulfah Wahyu