5 Cara menumbuhkan Rasa Empati Pada Anak
Februari 01, 2024Sumber : Dokumentasi Pribadi
Perundungan yang dilakukan bentuknya juga beragam, sehingga peristiwa itu meninggalkan trauma pada korban. Beberapa waktu yang lalu, anak saya yang duduk dibangku sekolah dasar kelas empat juga bercerita tentang salah satu temannya yang mengalami perundungan oleh beberapa teman - temannya. Beruntung pihak sekolah segera mengambil tindakan cepat untuk mengatasi hal tersebut.
Tentu saya juga langsung gercep dong melakukan wawancara dengan si kecil. Sebagai orangtua kita tentu harus sigap menghadapi hal ini. Hal pertama yang saya tanyakan kepada si kecil adalah, bagaimana sikap dia menghadapi hal tersebut, dan alhamdulillah jawabannya cukup membuat Emaknya lega, hahaha. Dia bilang kalau merasa kasihan dan dia tidak ikut melakakukan perundungan.
Yap, satu kata kunci sudah saya pegang, yaitu kasihan. Menurut saya, sikap si kecil ini, meskipun keliatan sepele tetapi cukup penting dalam rangka belajar menumbuhkan rasa empati kepada sesama ( dalam hal ini, perundungan yang dialami salah satu temannya itu ). Rasa kasihan yang dimilikinya ini, kelak dia dewasa nanti, Insya Allah akan menjadikannya pribadi yang memiliki rasa empati kepada sesama. Dengan bertambahnya usianya nanti, rasa kasihan itu akan dapat diasah, sehingga akan berkembang menjadi sikap berani membela teman yang mendapatkan perundungan.
Dari sekelumit cerita yang disampaikan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa, dibutuhkan kerjasama yang baik antara orangtua dan pendidik di sekolah, dalam mengatasi masalah perundungan, sehingga kejadian seperti itu tidak akan terjadi lagi, dan sebisa mungkin dapat dicegah. So, sedikitnya ada 5 cara menumbuhkan rasa empati pada anak, berikut diantaranya
Memberikan Bekal Agama
Membekali anak dengan ilmu agama, menjadi salah satu hal yang penting. Selain sebagai pedoman hidupnya kelak, anak akan belajar tentang bagaimana agama mengatur tentang hubungan dengan sesama manusia. Menanamkan kepada anak agar memiliki akhlaq yang baik, sehingga akan selalu terjaga setiap perilakunya.
Memberikan Teladan
perilaku orangtua cenderung akan ditiru oleh anaknya, salah satunya adalah bagaimana bersikap kepada orang lain. Jika orangtua terbiasa bersikap positif terhadap orang lain, maka perilaku itu akan ditiru oleh anak, termasuk bersikap empati kepada sesama. Anak akan mengambil teladan akan sikap orangtua yang mulia tersebut.
Libatkan Dalam Kegiatan Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak terlepas dari interaksi sosial dengan sesama. Nah, salah satu cara untuk menumbuhkan empati pada anak adalah dengan melibatkan mereka dalam kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan untuk orang-orang yang membutuhkan, mengajak mereka untuk berinfak, menunjukan kepada anak tentang kondisi orang-orang yang kekurangan, mendukung mereka untuk memberikan dukungan kepada teman yang mengalami perundungan, dan sebagainya.
Menjadi Pendengar Yang Baik
Rasa empati anak akan tumbuh jika kita sebagai orangtua menjadi salah satu komponen pendukung, salah satu hal yang penting adalah, menjadi pendengar yang baik saat mereka menceritakan tentang perlakuan yang tidak baik di lingkungannya. Dengan begitu akan ada kesempatan orangtua untuk memasukkan nilai-nilai positif kepada anak, dan jadilah pendukung utama bagi mereka untuk berani mengambil sikap positf dalam membela dan menolong sesama.
Memberikan Edukasi Tentang Perilaku Yang Baik
Selain contoh nyata dari orangtua dan guru, anak juga harus diberikan edukasi tentang contoh-contoh perilaku yang baik, sesuai dengan norma agama dan sosial, sehingga mereka akan mengerti bagaimana menghargai orang lain dan menghormati mereka.
Saya cukup senang dengan antusiasme pihak sekolah tempat anak saya belajar, dalam rangka menumbuhkan rasa empati anak. Mereka mengadakan kampanye anti bullying, dimana anak-anak diminta untuk membuat poster anti bullying dan mengkampanyekan kepada adik kelas.
Semangat orangtua dan guru tidak boleh kendor terkait masalah menumbuhkan empati pada anak ini, karena zaman sudah jauh bergeser, tontonan di media sosisal cukup beragam. Jika kita sebagai pendidik bagi anak lengah, maka mereka yang diluar sana akan siap menerkam anak kita dengan segala tipu dayanya.
Salam hangat
Ulfah Wahyu
46 komentar
Bener ya, dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dan pendidik di sekolah, dalam mengatasi masalah perundungan, sehingga kejadian seperti itu tidak akan terjadi lagi, dan sebisa mungkin dapat dicegah.
BalasHapusIya mbak, semua pihak harus satu suara.
HapusSuka gemes banget kalau baca berita tentang bullying. Udah pasti saya juga langsung bikin penataran ke anak-anak, hahahah... Pesan tegas tidak boleh melakukan bully, apa yang harus mereka lakukan jika mengalami atau melihat temannya mengalami bullying. Pernah juga menemukan kasus di sekolah anak dan ikutan gercep cerita ke pihak sekolah. Memang harus kompak semua pihak ya, mbak. Ortu, anak, dan sekolah semuanya harus aware.
BalasHapusBenar mbak, harus gercep
HapusSuka sedih kalau membaca adanya kasus bullying. Pencegahannya dengan mengajarkan empati pada anak, dimulai dari orang tua yang yang memberi contoh dengan tidak mem-bully anak meskipun berniat bercanda, karena pasti itu berdampak pada sikap empati anak pada lainnya
BalasHapusDibutuhkan teladan dari orangtua dan juga guru ya mbak, jadi anak lihat secara langsung bagaimana berempati kepada sesama.
Hapusiya, akusetuju anak perlu teladan yang baik. orang tua harus mau bersusah payah memberi contoh supaya nggak perlu kerepotan mengatasi masalah yang mungkin timbul di kemudian hari
BalasHapusIya mbak, teladan dari ortu sangat penting, karena dari keluargalah anak2 pertama belajar tentang empati
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku setuju dengan menumbuhkan empati pada anak Bun, kalau disekolah Perundungan sering juga diawali dari candaan yang katanya sudah biasa dalam pergaulan, akhirnya kelewatan dan terjadilah perundungan yang berasaskan cuma becanda...
BalasHapusBenar mbak, ini yang harus kita luruskan ya, agar candaan tidak berakhir dengan perundingan
HapusMiris memang soal empati ini. Jadi PR besar buat aku untuk memastikan anak-anak tetap memiliki empati tinggi di tengah nilai kabur di antara teman-temannya
BalasHapusIya mbak, semoga kita selalu dimudahkan ya dalam mendidik putra putri kita
HapusIya miris kalau lihat berita bully sekarang. Anak jaman sekarnag malah sudah bisa membully temannya tanpa rasa bersalah. Teladan dari orang dewasa memang penting
BalasHapusTetap semangat untuk kita, berusaha menjadi teladan yang baik bagi anak ya mbak
HapusMemberikan teladan yang baik ini merupakan salah satu upaya yang sedang aku lakukan buat anakku nih. Biar kedepannya kita nggak perlu banyak memerintahkan, cukup beri teladan dan anak pun bisa mengikuti.
BalasHapusNah benar mbak, anak akan meniru apa yang ortu lakukan ya, semoga kita semua dimudahkan dalam melakukannya.
HapusPerkembangan kasus bullying sekarang memang makin memprihatinkan ya, Kak. Semoga kita semua dimampukan untuk melindungi anak-anak agar tidak sampai menjadi korban, apalagi pelakunya.
BalasHapusIya mbak, semoga aamiin
HapusKaget banget lho pas tahu yang biasa ngebully anak seumur gitu. Sampe ada anak di bawah umur juga yang berani ngebunuh tetangganya sekeluarga. Dan bener banget, perlu kerja sama antara ortu, dan pendidik di sekolah dalam Upaya meredam perundungan. Penting juga menumbuhkan empati anak.
BalasHapusSemangat untuk kita semua ya mbak
HapusKuncinya adalah kerjasama yang baik Antara semua pihak bahkan termasuk lingkungan tempat tinggal. Karena pengaruh terbesar selain sekolah adalah lingkungan tempat tinggal
BalasHapusNah benar mbak, semua elemen harus bekerja sama ya.
Hapusperundungan ini memang sangat meresahkan ya, mbak dan bahkan bisa terjadi di tingkat sekolah terkecil kayak TK gitu. semoga saja anak-anak kita tidak jadi korban ataupun pelaku perundungan
BalasHapusIya mbak, aamiin
HapusInget banget waktu kecil pas aku di-bully semacam g ada yang empati dan menganggap itu hal biasa. Penting banget mengajarkan empati ke anak kita sejak dini agar lebih peka dengan lingkungan sekitar dan tau bagaimana bersikap
BalasHapusIya mbak, memang sepenting itu sih menurutku
HapusYa Allah.. sedih banget memang kalau membaca berita mengenai kasus bullying ini.
BalasHapusDan ini jadi pelajaran buat kita sebagai orangtua juga agar tidak mudah melontarkan kata-kata yang judgement. Aku sadar banget masih kurang kontrol kalau mengomentari sesuatu hal yang terlihat.
Nah, kadang ini yang tidak kita sadari ya mbak, lepas kontrol saat sedang emosi
HapusNgeri banget memang kalau lihat berita perundungan yang terus menerus membombardir kita. Miris anak kecil yang seharusnya masih memiliki hati yang murni, tetapi tega melakukan hal yang di luar nalar. Saya sepakat bekal agama bisa menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter anak yang penuh welas asih.
BalasHapusJadi prihatin ya mbak dengar berita perundingan zaman sekarang
HapusBeberapa waktu lalu di sekolah anak-anak juga ada kampanye anti bullying. Menurut saya agenda seperti ini penting sih, jadi anak-anak akan semakin teredukasi mana perbuatan yang baik dan yang salah. Belajar membedakan mana yang memang bermain adn mana yang kelewatan dan berakhir bully-an.
BalasHapusBenar mbak, harus ada edukasi tentang ini ya
HapusBikin geleng-geleng lihat kasus bullying. Setuju banget bekal empati ini harus ditanamkan dari rumah dan dari sekolah juga.
BalasHapusSepakat kita ya mbak
HapusBisa juga faktornya ada pengaruh tontonan, games dan lingkungan mbak. penting bagi ortu mengawasinya
BalasHapusIya benar mbak
Hapusmiris, gelisah, sedih ketika budaya bully ini di mana- mana. Bener banget, kita harus mendidik anak kita untuk bisa berempati dengan sesama. Saya yakin korban bully akan selalu tidak baik baik saja.
BalasHapusBisa jadi trauma seumur hidup ya mbak
HapusMemberikan pondasi agama itu emang udah bekal banget ya. Terus emang harus sering-sering ajak anak untuk ke kegiatan sosial kalau di luaran banyak sekali perbedaan
BalasHapusIya mbak, jadi anak tahu bahwa hidup itu penuh warna, jadi mereka bisa merasakannya
HapusDi jaman sekarang mendidik anak untuk empati itu penting sekali, terlebih di sekolah terutama banyak kasus perundungan yang terjadi
BalasHapusBenar mbak
HapusMenjadi orang tua ternyata memang bukan hal yg mudah ya?! Mesti latihan menjadi pribadi yang baik dulu agar anak pun dapat mencontohnya.
BalasHapusBismillah semoga kita dimudahkan dalam mendidik putra putri kita menjadi pribadi yang santun, sholih/sholihah ya mbak
HapusBismillah semoga kita di mudahkan dalam mendidik putra putri kita agar menjadi anak yang santun, sholih/sholihah ya mbak
Hapus