Review Novel Bumi Cinta

Maret 09, 2020




Judul Novel          : Bumi Cinta
Penulis                 : Habiburrahman El Shirazy
Jumlah Halaman  : 546 halaman
Penerbit               : Republika Penerbit
ISBN                    : 978-602-5734-68-7
Cetakan               : Cetakan kedua Maret 2019

Buku ini adalah hadiah dari suami tercinta, saat kami melakukan perjalanan ke Semarang beberapa waktu yang lalu. Menginap di hotel yang bersebelahan dengan salah satu toko buku terbesar dan terlengkap di kota ini, menjadikan kami tidak melewatkan begitu saja kesempatan untuk mengunjunginya. Alhasil, mata ini tidak lepas dari deretan panjang yang penuh dengan buku-buku keren.

Langkah pertama saya adalah menuju ke rak buku anak-anak, karena kami membawa serta mereka dalam perjalanan ini. Apalagi si kecil yang berusia 6 tahun, sudah mulai kalap melihat banyaknya buku cerita anak yang terpajang di rak, alhasil saya pun mengikuti tarikan tangannya untuk menjelajah satu persatu buku-buku itu. Setelah berputar-putar karena bingung memilih buku cerita yang bagus-bagus, akhirnya dia menjatuhkan pilihannya pada satu buku cerita bergambar dengan tokoh little pony.

Setelah puas mendapatkan buku cerita bergambar, saya pun gantian mengajaknya menuju rak novel dan saya pun sukses bingung seperti si kecil, melihat banyaknya koleksi novel bertaburan di rak buku, hahaha. Saking bingungnya, saya malah tidak jadi beli ( niat gak sih sebenarnya?). Namun, ternyata aku mendapat kejutan dari suami, dia membelikanku sebuah novel terbaru karya Habiburrahman El Shirazy. Tahu dong gimana reaksi ku, wow seneng banget.



Sinopsis 

Novel ini berkisah tentang mahasiswa Indonesia bernama Muhammad Ayyas yang sedang melakukan penelitian tentang sejarah Islam di Rusia. Dalam rangka menunjang kegiatannya ini, dia pun terbang ke negara Rusia, dan tinggal di kota Moskwa. Di kota ini, Ayyas dibantu oleh seorang temannya yang berasal dari Indonesia untuk mendapatkan apartemen tempat dia tinggal selama di Moskwa.

Namun, betapa terkejutnya Ayyas, saat mengetahui bahwa teman satu apartemennya adalah dua orang perempuan. Yelena dan Linor namanya. Mereka adalah dua orang perempuan yang cantik dengan kehidupan bebas khas warga Rusia. Awalnya Ayyas merasa risih, namun, dengan berjalannya waktu dan tidak ada pilihan lain baginya, dia pun memutuskan untuk bersikap baik dan tetap menjaga perilakunya terhadap mereka berdua.

Banyak sekali masalah yang dihadapi selama tinggal di Moskwa ini, mulai dari hubungannya yang kurang harmonis dengan Linor, sampai kepada hubungannya dengan seorang doktor perempuan asal Rusia yang bernama Anastasia Palazo yang merupakan pembimbingnya dalam melakukan penelitian dan juga masalah yang dihadapi Yelena dengan kehidupan malamnya, membuat Ayyas benar-benar harus tegas dalam menghadapi semuanya. 

Keimanannya benar-benar dipertaruhkan dalam menghadapi persoalan hidup yang mengelilinginya. Dia bahkan hampir saja mengalami masalah dengan Linor, yang berusaha menjebaknya dalam sebuah konspirasi. Namun, pertolongan Allah sungguh dekat, sehingga Ayyas bisa terlepas dari semua tipu daya itu.

Novel yang mengambil setting negara Rusia, tepatnya kota Moskwa ini, benar-benar penuh kejutan. Diakhir cerita, saya dibuat terkejut dengan ending yang cukup membuat haru. Teka-teki tentang apa pekerjaan Yelena dan Linor sebenarnya, dan juga bagaimana latar belakang kehidupan mereka berdua yang sesungguhya, ternyata memiliki benang merah dengan kehidupan Ayyas sebagai seorang Muslim.




Kelebihan

Novel ini mengambil setting kota Moskwa yang penuh dengan kehidupan glamour, bebas dan keras. Sebagai pembaca, saya jadi lebih tahu tentang kehidupan di negara yang dulunya bernama Uni Soviet ini. Pesan moral yang disampaikan cukup mendalam. 

Bagaimana seorang Ayyas, pemuda lulusan pondok pesantren dan kuliah di Universitas Madinah, terbiasa hidup dalam tuntunan agama Islam, kemudian dia harus beradaptasi dan hidup ditengah-tengah masyarakat yang menganut paham kebebasan, memberikan banyak pembelajaran tentang bagaimana mempertahankan keimanan dalam hati dan kehidupan kita. 

Membaca novel ini, juga memberikan banyak pelajaran, tentang bagaimana kita harus bersikap dengan orang yang memiliki perbedaan keyakinan dengan kita, tanpa harus menyinggung dan menyakiti hati mereka. Hal itu ditunjukkan lewat sikap tokoh Ayyas ini. Tetap menjaga keimanan, dan juga bersikap baik kepada orang-orang yang hadir dalam kehidupannya, dan notabene berbeda keyakinan dengan dirinya.

Kekurangan

Pada saat membaca novel ini, saya cukup berpikir keras, karena banyaknya tokoh yang dihadirkan. Selain itu, konflik yang terjadi juga sangat beragam, sehingga membuat saya harus perlahan-lahan dalam mencerna setiap jalan ceritanya.

Secara keseluruhan, cerita dalam novel ini cukup bagus. Memberikan banyak pelajaran berharga dalam kehidupan. Bahasa yang digunakan juga cukup mudah dipahami, sehingga novel ini cocok dibaca oleh usia remaja sampai dewasa. 

Saya membutuhkan waktu hampir dua minggu untuk membaca novel ini, karena jumlah halamannya yang cukup tebal, hehehe. Yuk, Moms yang penasaran dengan cerita lengkapnya, langsung cus aja deh ke toko buku kesayangan. Novel ini cocok untuk menemani hari-hari kita.

Kudus, Maret 2020

You Might Also Like

27 komentar

  1. Kalau baca novel yang menceritakan banyak tokoh dan banyak konflik, biasanya saya akan berulang kali membacanya. Seringnya membayangkan setiap detil kejadian untuk lebih memahami masalah yang dimunculkan.
    Jadi ikut penasaran dengan kejelasan profesi Linor dan Yelena sebenarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mbak. Kadang saya baca ulang, sampai ngeh hihi.

      Hapus
  2. Wah jumlah halamannya mayan nih ya mbak, aku suka banget baca novel yang punya setting tempat tertentu. membuatku membayangkan ceritanya benar-benar terjadi sejalan dengan cerita di dalamnya, membuat berimaji dan memperkaya pengetahuan juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak. Jadi tahu nih negara Rusia kayak apa gambarannya.

      Hapus
  3. Hadiahnya buku ya, btw, baca sinopsisnya bagus banget ya bagaimana bisa tetap berhubungan baik dengan orang lain tanpa mekompromikan prinsip kita. Next kalau ada kesempatan baca novel ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah kelebihan novel ini Mbak Yanti. Memberikan banyak pelajaran berharga tentang menghargai perbedaan tanpa mempengaruhi keimanan kita.

      Hapus
  4. Aku jarang baca novel akhir-akhir ini. Tapi kalau ada nyremptet-nyrempet detektiv dan roman, mau juga sih. Hehe...jadi penasaran...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga suka romance Mbak. Pokoknya yang bergenre drama apa thriller gitu langsung deh mupeng.

      Hapus
  5. Penasaran jadinya dengan benang merah antara pekerjaan kedua gadis intu dengan kemusliman Ayyas...ku jadi kepo sama novelnya. Duh 2 minggu baru selesai ya? tapi seneng jadi ada bacaan kalu tebel gini, enggak sebentar aja kelar:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih Mbak. Gak bisa langsung kelar. Banyak godaan haha. Apalagi tebal ya, jadi bikin penasaran terus.

      Hapus
  6. Salah satu hal tentang buku adalah jendela dunia. Dengan membaca novel ini misalkan, kita jadi tahu mengenai kota mokswa tanpa berkunjung ke sana langsung. Andai orang-orang lebih sadar, mungkin mereka akan semakin cinta baca buku. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Moskwa dengan segala hiruk pikuknya yang glamour, bebas dan keras.

      Hapus
  7. wah selalu penasaran sama negara Rusia, dulu ada temen juga kuliah disana. sering kepo tentang Rusia, jadi penasaran bangeeet sama novelnya. makasih mba review bukunya, bikin saya benar2 kepo nih kelanjutan ceritanya, hehe

    BalasHapus
  8. Jarang-jarang baca buku dengan setting Rusia, aku jadi penasaran juga dengan pola interaksi di sana, pastinya ada gambarannya kan dalam novel ini. Lumayan menarik dari segi ide cerita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pola interaksinya cukup bebas Mbak. Lha di novel ini kan dah biasa satu apartemen ditinggali oleh beda jenis kelamin. Tinggal bagaimana mereka menjaga diri aja.

      Hapus
    2. Iya Mbak, jadi tahu kehidupan di Rusia tu ternyata bebas banget. Saya membayangkannya kok ngeri hehe.

      Hapus
  9. Aku pengen banget bia nulis fiksi yang keren seperti ini. Tapi masih kebentur waktu dan tenaga untuk merealisasikannya. Kayaknya harus banyak nyediain waktu untuk membaca buku-buku fiksi ya mba. Termasuk yang ini. Thks ya reviewnya. Besok pankapan ke tokbuk aku cari deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap Mbak Bety, semangat pasti bisa. Yuk cuz, keren lho novelnya.

      Hapus
  10. Saya jadi berfikir, novel ini bagus dihadiahkan bagi putri saya yang baru masuk kuliah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Mbak cocok. Ceritanya kan tentang mahasiswa yang keren, karena mampu mempertahankan imannya dan tetap menjalin hubungan baik dengan sesama, walauoun beda keyakinan dan budaya.

      Hapus
  11. Pengen bisa mereview novel. Hihi aku blm pernah, kudu belajar nih sm mb Ulfah...hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Erni sih keren, review traveling. Saya juga belum mahir nih. Sukses terus ya Mbak.

      Hapus
  12. kalau novel ini ada film nya keren banget nih pasti... anak muda yg memperdalam sejarah islam.

    BalasHapus
  13. Selalu suka gaya menulis kang abik. Meski nggak semua bukunya dibaca tapi asli keren banget,apalagi gambaran settingnya

    BalasHapus