Memanfaatkan Lahan Sempit untuk berkebun

Juli 09, 2021

Memiliki rumah dengan pekarangan yang luas adalah impian saya, selain rasanya  lebih nyabman, pekarangan yang luas bisa ditanami aneka pepohonan buah-buahan dan bunga yang cantik warna warni. Selain itu membuat rumah menjadi lebih teduh dan juga indah. 

Namun, ternyata impian saya itu harus dipending dulu. Setelah menikah, atas izin Allah kami mampu membangun rumah sendiri di belakang rumah mertua, di atas tanah berukuran 10x10 meter persegi inilah kami membangun istana impian. Dengan lahan yang terbatas, kami bahkan tidak bisa menyisakan tanah untuk halaman. Suami hanya menyisakan sedikit lahan di samping rumah yang akhirnya saya manfaatkan untuk berkebun.  


Foto : Koleksi pribadi

Meskipun lahannya sempit, tetapi saya bersyukur masih memiliki tempat untuk bertanam. Apalagi letak rumah kami tepat berada di pinggir jalan, sehingga tidak memungkinkan untuk menanam pohon yang besar. Karena rumah kami bersebelahan dengan tempat tinggal mertua, maka suami menutup semua tanah yang ada di samping dengan paving, agar tidak becek saat hujan. Alhasil kami benar-benar tidak memiliki tanah tersisa untuk menanam pohon atau bunga.

Tetapi saya tidak kehilangan akal. Dengan sisa tanah yang ada di samping rumah yang sudah di paving itu, saya mencoba untuk berkebun. kreasi pun dimulai. Saya memilih menanam lombok, tomat, bayam, bawang merah, menyemai pepaya dan juga jahe merah pemberian seorang teman. Ada lagi dua pot bunga anggrek pemberian seorang kenalan juga saya gantung di sana.

Bagi saya kegiatan berkebun ini cukup memberikan efek positif. Jadi apa saja sih manfaat berkebun ini

  • Menjadikan rumah lebih asri.
  • Memberikan pemandangan rumah lebih indah.
  • Memberikan efek relaksasi bagi otak.
  • Sarana untuk berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan.
  • Melatih kita menjadi pribadi yang rajin.
  • Melatih anak menyukai sayuran dan buah-buahan
  • Menghemat pengeluaran karena tanaman yang kita tanam dapat bermanfaat untuk memebantu mencukupi kebutuhan dapur.
Foto : Koleksi pribadi

Tips Memanfaatkan Lahan Sempit untuk Bercocok Tanam

Saya sangat senang dengan kegiatan bertanam ini, selain hasilnya bisa dinikmati, bisa menjadi hiburan dan mengurangi stres, hihihi. Karena lahan yang saya miliki ini tidak berbentuk tanah, tetapi teras yang sudah di paving, maka harus pandai-pandai menyiasatinya agar dapat mewujudkan impian untuk berkebun. Nah, apa saja sih tips yang bisa dilakukan agar bisa memanfaatkan lahan sempit untuk berkebun?

Menggunakan Pot

Karena lahan yang terbatas, maka untuk menyiasatinya saya menggunakan pot untuk bertanam. Meskipun memang terbatas jumlah tanamannya dan hasil panennya juga terbatas, tetapi dengan lahan yang sempit, penggunaan pot dapat lebih menghemat tempat.

Menggunakan Pot Gantung

Jika kamu ingin lebih banyak menanam, salah satu solusinya dapat juga menggunakan pot gantung untuk jenis tanaman tertentu, sehingga ada banyak kesempatan untuk membuat rumahmu lebih asri dan teduh.


Foto : Koleksi pribadi

Memilih Tanaman yang Mudah dirawat

Pilih tanaman yang mudah dirawat, contohnya lombok, bayam, tomat, serta aneka sayuran yang lain.  Selain mudah merawatnya dan yang paling penting, hasilnya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dapur.

Memelihara Kebersihan Kebun

Dengan lahan yang sempit kamu harus rajin-rajin memelihara kebersihan lingkungan, dengan rutin mmebersihkan sampah yang mengganggu. Jangan sampai kebun terlihat kotor dan tidak terawat. Rutin menyiram tanaman sehari dua kali, atau memberikan pupuk sesuai kebutuhan, sehingga tumbuh dengan subur.

Baca juga : Memanfaatkan Pekarangan Rumah untuk Bertanam Hidroponik

Berkebun adalah kegiatan yang bisa juga dilakukan bersama anak. Mereka akan senang jika kita minta tolong untuk panen sayur hasil menanam sendiri. Seperti anak saya yang berusia 7,5 tahun. Ketika bayam hasil kebun kami sudah banyak, dia akan dengan suka cita memanennya, dan kami masak bersama-sama.

Namun, kita juga harus tahu ya teori untuk merawat tanaman. Seperti bagaimana kalau di serang hama, atau bagaimana jika tanaman kita kurang maksimal perkembangannya, kamu harus mencari tahu penyebabnya. Bisa dengan bertanya kepada ahlinya atau mencari tahu dari internet. Nah, teman-teman selamat berkebun ya dan dapatkan manfaat positif dari kegiatan ini.

Salam hangat

Ulfah Wahyu

You Might Also Like

33 komentar

  1. Disaat pandemi iki kita dituntut untuk aktiv dan kreatif ya biar gak stress di rumah. Nice Info!
    Oh yah, untuk teman-teman yang ingin mencari tempat untuk guest post bisa banget loh, di web kami Yoexplore . co . id

    BalasHapus
  2. Kapling 10X10 sebenernya gede lho. Baru-baru ini main ke Sumarecon Bandung, kawasan perumahan yg sedang dibangun. Kaplingnya 5X15m, ditawarkan 1.5M. Dududu...mahalnya.
    Btw...berkebun memang mengasyikkan ya. Suami juga punya hobi berkebun nih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalau di kota besar gitu ya, harga tanah tinggi banget. 10x10 masih kami sisakan untuk berbagi jalan di samping kanan, kiri, depan, belakang bund, maklum di desa biar gak terlalu mepet sama rumah tetangga hihi. Iya berkebun bisa buat hiburan nih.

      Hapus
  3. Bener banget ni Mba... selama pandemi kita butuh kegiatan positif supaya tetep aktif dan enggak loyo. Aku sebenernya suka sama tanaman hias, tapi nggak telaten kalau disuruh ngurusin hehehe. Udah kadung capek masak dan nginem wkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini juga baru mulai nambah tanaman lagi mbak, kemarin2 masih menata tempatnya biar cukup dengan lahan terbatas.

      Hapus
  4. Teras rumahku juga sudah berlantai semua dan kepengen banget nih bisa berkebun juga. Kemarin-kemarin sempat menanam tanaman hias gitu, tapi mati nggak ada yang ngurusin. Kalau tanaman sayuran untuk kebutuhan sehari-hari gitu, kira-kira butuh disiramin tiap hari nggak, sih? Aku berangkat pagi banget dan pulang malam. Suka nggak kepikiran buat ngurus tanaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau aku tak siram tiap hari mbak, soalnya ini lagi musim kemarau ya, jadi suka gak tega kalau gak di siram tiap hari.

      Hapus
  5. Berkebun ini jadi terapi tersendiri terutama di masa pandemi ya mam. Seneng ya lihat tanaman yang dirawat tumbuh subur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, lihat yang hijau2 jadi adem bawaannya.

      Hapus
  6. nah, ini kreatif bangeeettt
    Memang selama pandemi ini, kita bisa banget memanfaatkan waktu,energi dan kesempatan utk berkebun ya
    pasti hepiii dan nambah imun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Nurul, bisa jadi kegiatan selingan yang menyenangkan.

      Hapus
  7. Bener bgt mbak, manfaat berkebun tuh byk. Berasa me time kalau liat tanaman ibu di rumah. Beliau telaten banget merawat bunga2 dan berbagai tanaman lainnya. Karena lahan sempit, beliau jg kaya mbak memanfaatkan pot dan pot gantung untuk tanaman2nya. Hihi
    Aku juga sempat membawa 3 pot buat ku taruh di teras rumah😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau lihat tanamannya tumbuh subur tu jadi pengin nambah tanaman lagi dan lagi mbak.

      Hapus
  8. Saya juga hobi tanam-tanam, Mbak.. Sama dengan Mbak, rumah saya cukup sempit karena terletak di dalam perumahan sederhana. Ukuran tanah saya cuma 84m2, dan sisa tanah yang saya punya hanya 350 x 80cm. Tapi karena tanam-tanam sudah jadi hobi, saya akhirnya memakai pot dan polybag. Saya menanam cabe, jahe, kencur, sereh, tomat, dan ada satu pohon jambu di tabulampot. Oiya, ada seledri juga. ^-^

    Untuk sebagian orang, saya juga, bercocok tanam juga jadi salah satu cara untuk healing therapy. Jadi, tetap semangat menanam meski ngga ada lahan. Hihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pandai2nya kita aja ya mbak memanfaatkan lahan untuk berkebun. Seneng kalau lihat tanaman kita tumbuh subur.

      Hapus
  9. Kebetulan di rumah ada keponakan yang suka tanam-tanam jadinya memanfaatkan lahan sempit samping rumah, pernah menanam timun, cabe, tomat, tanaman toga dll. Sekarang tinggal tanaman toga, jeruk dan bunga-bungaan Mbak. Saya suka banget lihat rumah penuh bunga sejuk, walaupun yang menanam keponakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak bikin seger udara dan pemandangannya juga

      Hapus
  10. cakep mbak ulfa, akupun lahanny sempit dan terbatas banget. adndelandalanku sirih gading, lidah mertua, daun bawang itu dah paling asri yang ada di pot2ku hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting tumbuh subur dan di rawat ya mbak

      Hapus
  11. Pandemi membawa hikmah juga ya, he....dulu pada malas berkebun, sekarang malah ngetrend. Tanaman bias pun jadi biak tingkat.
    Memang saat berkebun kita harus tahu ilmunya juga sih ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya dari dulu suka mbak. Rumah masa kecil juga punya beberapa tanaman hias di pot dan yang di gantung.

      Hapus
  12. Banyak yang jadi demen berkebun ya semasa pandemi ini. Asyik kelihatannya ibu-ibu yang suka berkebun ini, sayang rumah saya sekarang ngontrak dan samsek nggak ada halamannya dong. Wkwk. Next insha Allah di rumah sendiri nyisain sedikit lahan buat berkebun..

    BalasHapus
  13. Yang hobi berkebun cocok banget ya di masa pandemi ini untuk menyalurkannya. Selain itu untuk menghalau segala pikiran negatif yg ada banyak berkeliaran seperti sekarang ini ya.

    BalasHapus
  14. Inspiratif nih. Rumahku juga tersisa lahan dikit, buat nanam dan berkebun. Walaupun cuma nata pot, geser dikit, siram tapi bisa bikin hati fresh. Next mau coba bikin pot pot gantung buat mnambahin koleksi ah

    BalasHapus
  15. inspiratif ceritanya
    lahan bukan halangan untuk berkebun ya mbak
    klo tahu caranya , pasti bisa berkebun meski lahannya sempit

    BalasHapus
  16. Waah makasih sharingnya mbak.. Jadi tetep bisa berkebun meski dilahan yang sempit ya. Kalo liat rumah yang ada tanamannya tuh jadi asri banget deh.

    BalasHapus
  17. Seneng lihat banyak tanaman di rumah. Kini berkebun gak harus lahan yangnluas dan lapang, teras mungil juga bisa berkebun, apalagi sekarang sudah banyak pot-pot yang bikin makin cantik tanaman ya mba.

    BalasHapus
  18. Bener ya Mba kalau di rumah ada tanaman yang ijo-ijo bawaannya seger dan adem liatnya. Saya malah suami Yang lebih rajin bercocok tanam sih tapi hasilnya rumah tambah cantik sama tanaman-tanaman hias

    BalasHapus
  19. Di rumah tuh harus ada tamannya yaa...mata uda sepet karena sering zoom meet, jadi harus melihat banyak pemandangan yang hijau-hijau. Ini ide yang aku suka banget.

    Btw,
    Selamat menempati rumah baru, kak..
    Semoga bahagia dan penuh keberkahan. Ikut senang membaca berita gembira.

    BalasHapus
  20. Lahan sempit ternyata tetap bisa dimanfaatkan untuk berkebun ya, Mbak. Yang penting kreativitasnya dan ketelatenan untuk berkebun.

    BalasHapus
  21. Keren, Mbak. Sy selalu salut dg mereka yg telaten berkebun, sebab sy tidak. Hihi, padahal bener yg dibilang. Bisa jadi sarana berkebun bersama anak, jadi sekalian bonding dan anak jadi belajar juga. Tapi suami sy lebih telaten dari sy dalam hal ini. Jadi, biar dia yg ngajarin. Hihihi

    BalasHapus
  22. Entah kenapa kalo aku nanam2 gitu kurang cocok mba, sering layu sebelum berkembang haha. Bahkan dikirim jamur dari magelang (adikku) sampai di tempatku juga gak bisa beranak jamurnya. Nyerah deh

    BalasHapus
  23. wah kalau aku kayaknya nggak bakat berkebun, mbak. nggak pintar ngurusnya. ini aja dikasih tanaman sama teman kantor lupa melulu nyiraminnya

    BalasHapus