Kasih Ibu Sepanjang Masa

November 24, 2019



Dua bulan yang Lalu, anggota pengajian dan santunan kami bertambah dua orang. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dan adik perempuannya berusia 4 bulan. Tentu hal itu membuat kami merasa senang. Namun, ternyata ada sebuah cerita yang membuat kami merasa trenyuh dibalik yatimnya mereka. 

Dari cerita yang kami dapatkan melalui salah seorang anggota pengajian. Ayah kedua anak tersebut meninggal saat sang ibu melahirkan anak kedua. Setelah 40 hari meninggalnya sang Ayah, dan 40 hari usia anak kedua. Tiba-tiba sang ibu memutuskan untuk pergi meninggalkan kedua anaknya, dan pulang ke kampung halamannya di Jawa Barat.

Tentu saja hal ini membuat kaget pihak keluarga almarhum. Akhirnya kedua anak tersebut diasuh oleh Bibinya, yang merupakan kakak dari almarhum sang ayah. Entah apa yang ada di dalam pikiran sang ibu, sehingga mengambil keputusan itu. Bahkan keluarga pun tidak ada yang tahu, alasan sang ibu pergi meninggalkan kedua anaknya. Peristiwa itu, tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi sang anak sulung yang sudah berumur 10 tahun itu. Dan bagi sang adik yang masih bayi, dia harus kehilangan kasih sayang dan belaian ibu. 

Kami merasa beruntung dapat menjadikan mereka sebagai bagian dari kami. Memang tidak banyak yang bisa kami berikan, tetapi kami berusaha insya Allah menjadikan mereka anak yang shaleh dan shalehah. Kami akan berusaha membantu anak-anak itu, untuk mengingat sang ibu dalam memori terindah mereka. 

Terlepas dari semua apa yang menjadi alasan sang ibu melakukan hal itu, saya mencoba untuk berpikir positif. Barangkali, sang ibu mengalami depresi atau kebingungan, setelah meninggalnya sang suami. Apalagi posisinya tidak bekerja. Sehingga dia tidak lagi mampu berpikir dengan jernih. Tentu banyak faktor yang mempengaruhi hal itu.

Masih segar dalam ingatan kita tentu, banyak sekali berita yang mengabarkan, seorang ibu yang tega menganiaya anaknya, hingga membunuh anaknya. Sebagai seorang ibu dan juga wanita, tentu berita itu membuat saya prihatin dan sedih. Saya yakin, di dunia ini tidak ada ibu satupun yang akan tega menyakiti anaknya dengan sadar.

Berbagai kejadian itu, tentu memiliki alasan. Banyak para ibu yang mengalami tekanan jiwa akibat masalah internal dalam kehidupannya. Dan yang menjadi pemicu dari semua itu, adalah masalah yang berasal dari dalam dirinya sendiri atau lingkungan sekitar mereka. Yaitu keluarga dan masyarakat.

Ibu adalah sosok yang tangguh, penuh kasih sayang dan juga kelembutan. Ibu juga adalah madrasah pertama bagi anak. Semua peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan mereka, tentu akan berpengaruh terhadap sikapnya dalam mendidik anak-anak mereka. Saya merasa untuk perlu terus memperbaiki diri, baik dalam perilaku maupun senantiasa meningkatkan keimanan.

Modal terbesar saya dalam menjalani peran sebagai ibu adalah senantiasa bersyukur dan mendekatkan diri kepada Allah. Cerita tersebut di atas menyadarkan saya, betapa kasih sayang seorang ibu sangat dibutuhkan oleh anaknya. Saya hanya bisa berharap, semoga suatu hari nanti, sang anak akan  bertemu kembali dengan ibunya. Seperti sebuah pepatah yang mengatakan bahwa 'Kasih Ibu Sepanjang Masa'

Sejauh apapun seorang ibu pergi meninggalkan anaknya, saya yakin pasti suatu hari nanti, dia akan mencari anaknya kembali. Karena ikatan batin antara ibu dan anak tidak akan pernah terkoyak. Ikatan batin itu akan terus terjalin, sampai kapanpun. Semoga kelak Allah memberikan hidayah dan pertolongannya kepada sang ibu, sehingga dapat membuka mata hatinya  untuk kembali kepada anak-anaknya.

Kudus, akhir November 2019.








You Might Also Like

40 komentar

  1. Aamiin.. Semoga anak-anaknya jg kuat, sabar, dan ikhlas ya.

    BalasHapus
  2. Duh sedih, semoga anak - anak juga kuat dan sabar yaa aamiin.

    BalasHapus
  3. Jadi ingat momen 29 tahun silam saat Papa meninggal. Ibu yang pada malam yang sama melahirkan anak keempat memilih bertahan dan waras sampai hari ini membesarkan keempat orang anaknya. Saya yakin pasti berat berada dalam posisi ibu yang harus survive seorang diri. APalagi jika tidak ada dukungan dari keluarga. Semoga saja ibu tersebut segera kembali pada anaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, semoga suatu hari nanti kembali lagi.

      Hapus
  4. Semoga anak-anaknya kuat dan menjadi anak-anak yang sholeh/sholehah. Aamiin..

    BalasHapus
  5. Subhanallah, semoga anak-anak tersebut menjadi anak yang kuat, dan ibunya selalu sehat dan kembalibpada mereka. Amin....

    BalasHapus
  6. Sedih bacanya. Tapi kita engga bisa menghakimi si Ibu juga, karena engga tahu sebabnya. Alhamdulillah ada lingkungan & keluarga yg bisa mengasuh si Sulung dan adiknya. Semoga Ibu mereka segera berkumpul kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya semoga suatu hari nanti ibunya kembali Mbak.

      Hapus
  7. Amiin. Semoga anak-anak masih memiliki kenangan indah bersama sang ibu. Semoga mbak ulfa senantiasa diberikan rizki dan kesehatan yang barokah. AMiin. Semoga ibu juga selalu ingat anak-anaknya sehingga mau kembali,

    BalasHapus
  8. Sediiih... semoga anak-anaknya menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan sholeh.

    BalasHapus
  9. Semoga kelak setelah sang ibu lebih kuat, dia akan kembali. Mungkin dia takut menyakiri anak2nya sot berita2 itu. Namun, semoga "kelak" itu tidak lama lagi. Aamiin

    BalasHapus
  10. Kayaknya bakal menarik ya kalau kita menulis soal kondisi psikologi seorang ibu. Soalnya profesi sebagai seorang ibu kan kadang dipandang 'biasa saja,' padahal di dalamnya pasti sangat rumit dan banyak tekanan. Saya belum tahu tepatnya, karena saya belum menjadi seorang ibu.

    Semoga ibu di atas diberi ketetapan hati untuk kembali kepada anak-anaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Mbak. Setiap Ibu pasti mempunyai cinta yang kuat buat anak-anaknya. Terlepas apapun masalah yang menerpa dalam kehidupannya.

      Hapus
  11. Aamiin. Membesarkan anak saja dengan hadirnya suami bisa mendapatkan banyak tantangan, apalagi jika suami tidak ada. Kehilangan suami sekaligus hadir anak yang baru lahir mungkin buat si ibu merasakan tekanan luar biasa. Jika sudah seperti itu harus ada support system. Naudzubillah min dzalik. Semoga anak-anak itu nggak kekurangan kasih sayang ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Mbak, semoga suatu hari nanti si Ibu kembali.

      Hapus
  12. Sedihnya ketika ibu mengalami depresi atau masalah batin dan pikiran yang amat berat, masih sering tidak disupport dengan lingkungannya malah di judge macam2 yang justru bisa memperparah kondisi psikis si ibu tersebut. Hiks..

    BalasHapus
  13. Ya Allah, Ya Rabb. aku sedih banget bacanya mba. Enggak ditanyakan langsung ke ibunya aja kenapa pergi tiba-tiba? masih bisa dicari kan? Semoga ibunya bisa segera kembali dan Allah kuatkan ibunya untuk merawat kedua anaknya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah ditanyakan sama saudaranya. Ternyata sang Ibu memang mengalami semacam depresi, makanya pergi.

      Hapus
  14. Ya Allah Mbak... dari awal sampe akhir aku merinding bacanya. Ikut merasakan pedihnya kehidupan mereka berdua. Ikut membayangkan kekalutan perasaan sang ibu. Aku yakin ibunya mengalami tekanan mental yang berat saat pergi itu. Kondisinya luar biasa berat. Ditinggal suami, habis melahirkan, beban ekonomi pula. Semoga mereka dipertemukan lagi. Semoga ibunya baik2 saja dan bisa berpikir jernih untuk kembali mengurus anak2nya. Aamiin....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibunya pulang ke kampung halamannya Mbak. Iya semoga suatu hari nanti kembali untuk anak-anaknya.

      Hapus
  15. Semoga kedua anak tersebut Allah mudahkan jalannya dalam menempuh kehidupan. Dijadikan sebagai anak-anak shalih dan shalilah. Ikatan batin antara ibu dan anak semoga nantinya mempertemukan mereka kembali. Aku nggak bisa berkomentar tentang ibunya, tapi alasan apapun itu, semoga Allah kumpulkan mereka kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Mbak. Kita juga paham tentang kondisi sang Ibu, semoga diberikan yang terbaik buat mereka semua.

      Hapus
  16. Ya Allaah, sedih bacanya.
    Tapi itulah jalan bagi kedua yatim itu untuk bertemu dengan ibu yang lebih baik.

    Baarokalloohu fiikum wa bikum. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Allah memberikan yang terbaik bagi mereka semua Mbak.

      Hapus
  17. Sedih sekali bacanya. Sekecil itu mereka sudah kehilangan ayah dan ibunya. Semoga si ibu diberi kesehatan lahir dan batin serta hidayah untuk kembali ke anak-anaknya dan semoga anak-anak yatim itu diberi kekuatan, kelapangan hati dan keluasan rejeki.

    BalasHapus
  18. Adakah keluarga yang menyusul di Ibu? Menjalin komunikasi, mungkin ada sebab yang berat, sehingga si Ibu, cul pergi begitu saja. Mudah-mudahan kalau si Ibu lebih kuat, kembali merawat putra-putrinya. Semoga siiih lingkungan memaklumi yaa. Engga terus membully...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut keluarganya si Ibu memang mengalami semacam depresi Mbak, jadi mereka memaklumi. Semoga dengan berjalannya waktu, sang ibu bisa menyembuhkan psikologinya.

      Hapus
  19. Astagfirullah.. jadi sedih bacanya. ya benar mungkin ibunya depresi dan kebingungan sehingga ninggalin anaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Nunu, kemungkinan seperti itu. Semoga suatu hari nanti mendapat petunjuk dari Allah, bisa sehat seperti sedia kala.

      Hapus
  20. Ya Allah, nyesek bacanya, semoga sang ibu diberi hidayah untuk kembali ke anak-anaknya

    BalasHapus