Tips Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Aktif dan Bahagia
Januari 02, 2021Akhir tahun 2002 adalah pertama kalinya saya diterima bekerja sebagai guru PAUD, Padahal saya lulusan diploma tiga manajemen pemasaran. Benar-benar melenceng jauh dari disiplin ilmu yang saya pelajari sewaktu kuliah dulu. Sebenarnya, sebelum memutuskan untuk melamar menjadi guru PAUD, saya sudah pernah bekerja sebagai tenaga administrasi di sebuah perusahaan ekspedisi, tetapi itu hanya bertahan selama tiga bulan masa training, padahal pihak perusahaan sudah memberikan lampu hijau kalau saya akan diterima sebagai pegawai tetap.
Tetapi akhirnya, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan karena merasa kurang nyaman bekerja di sana, dan salah satu alasan paling kuat adalah, karena sebagaian besar karyawannya laki-laki sehingga saya merasa kurang nyaman dengan kondisi itu. Hingga pada akhirnya, saya melamar menjadi guru PAUD setelah keluar dari tempat kerja yang pertama. Awalnya saya tidak pernah menyangka kalau pada akhirnya akan terdampar di tempat kerja yang jauh dari disiplin ilmu yang saya pelajari. Akan tetapi, ternyata dari sinilah saya menemukan passion saya yang sesungguhnya.
Banyak teman kuliah yang mengatakan kalau kuliah saya yang dulu itu salah jurusan, hahaha. Tetapi apapun itu akhirnya, saya selalu merasa bersyukur dengan pekerjaan sebagai guru PAUD, karena inilah awal mula saya mengenal dunia anak dan ilmu parenting yang menjadi bekal saya menghasilkan tulisan, baik di blog maupun buku. Meskipun "salah jurusan", tetapi jurusan ini insya Allah adalah yang terbaik Allah berikan buat saya.
Menjadi guru PAUD mampu mengajarkan saya banyak pelajaran, dan ternyata fix mulai saat itu saya sangat menyukai dunia anak-anak hingga sekarang. Banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dari kebersamaaan bersama mereka. Dari peran sebagai guru inilah, menjadi bekal bagi saya dalam mendidik anak sampai sekarang. Meskipun pada akhirnya saya memutuskan untuk resign juga dari mengajar, setelah hampir lima tahun mengabdi, kecintaan kepada dunia anak masih terus terbawa dan melekat hingga saat ini.
Setelah mengajar selama hampir 5 tahun, akhirnya pertengahan tahun 2008 saya memutuskan untuk resign, karena melahirkan anak kedua yang jaraknya hanya 21 bulan dengan si sulung. Keputusan untuk menjadi ibu rumah tangga demi mengasuh kedua buah hati saya itu, akhirnya menjadi sebuah pilihan. Apakah saya sedih karena harus resign? Tentu saya iya. Pada awal-awal memutuskan untuk resign, saya masih mempunyai keinginan untuk bisa mengajar kembali dengan memilih jam kerja yang tidak full day.
Akan tetapi, lambat laun keinginan itu memudar seiring dengan tumbuh kembang kedua anak saya. Selama menjadi ibu rumah tangga dan mengasuh mereka secara langsung, saya menyadari bahwa keputusan memilih menjadi ibu rumah tangga yang tidak bekerja adalah pilihan yang tepat. Saya dapat mendampingi mereka setiap saat, dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk mengurus keluarga, apalagi saat itu saya masih tinggal dengan mertua. Jadi, saya benar-benar bisa fokus berbakti kepada keluarga, termasuk keluarga suami.
Baca Juga : 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan agar Menjadi Ibu Tangguh
Tips Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Aktif dan Bahagia
Memang bukan hal yang mudah untuk menjalani peran sebagai ibu rumah tangga di awal keputusan itu diambil, tetapi saya berusaha untuk terus berdamai dengan keadaan, selalu bersyukur dan berpikiran positif, bahwa inilah yang terbaik bagi saya, dan alhamadulillah saya sudah menjalani peran ini selama hampir 12 tahun. Lalu, tips apa saja yang bisa kita terapkan, agar tetap aktif dan bahagia menjadi ibu rumah tangga? Berikut di antaranya
Terima Kondisi dengan Ikhlas
Menerima kondisi sebagai ibu rumah tangga dengan ikhlas adalah kunci utama. Pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga berasal dari keputusan kita sendiri, meskipun ada juga yang karena terpaksa. Tetapi, jangan lupa untuk tetap lapangkan dada menerima semua resiko yang akan muncul dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peran kita ini.
Berhenti Mengeluh
Sebagai ibu rumah tangga tentu memiliki banyak pekerjaan yang harus di selesaikan, ditambah lagi posisi kita yang sering berada di rumah, pasti tidak menutup kemungkinan timbul rasa bosan. Apalagi kodrat seorang wanita adalah terbiasa curhat kepada orang lain, dan di era sosial media ini semakin luaslah ruang lingkup bagi kaum hawa untuk mencurahkan perasaan. Berhentilah mengeluh di sembarang tempat. Jika memang membutuhkan tempat bercerita, lakukanlah pada pasangan sah dan kepada Allah tentunya.
Banyak mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, justru masalah akan semakin besar dan kehidupan pribadi kita sebagai ibu rumah tangga akan terganggu. Jadi, belajarlah untuk menempatkan curahan hati pada tempat yang tepat, dan perbanyaklah rasa syukur agar hati menjadi lebih tenang.
Menyibukkan Diri dengan Kegiatan yang Bermanfaat
Setelah memutuskan menjadi ibu rumah tangga, saya mulai menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan di luar rumah. Tentu saja semua atas persetujuan suami ya. Dengan mengikuti kegiatan sosial, memberikan kita ruang untuk tetap menunjukkan eksistensi diri dan mengasah kemampun bersosialisasi. Pilihlah kegiatan yang memang cocok dan sesuai dengan minat kamu dan bermanfaat tentunya, sehingga akan memberikan pembelajaran dalam menjalani peran sebagai ibu rumah tangga.
Kembangkan Hobi yang Dimilki
Setiap orang pasti mempunyai hobi bukan? Nah, jadikanlah hobi ini sebagai me time bagi kita sebagai ibu rumah tangga. Ada yang hobi memasak, menjahit, berkebun, menulis, travelling, dan lain-lain. Dari hobi itu jadikan sarana untuk mengembangkan postensi yang kita miliki. Meskipun sebagian besar waktu kita berada di rumah, tetapi tidak menjadi penghalang untuk mengembangkan hobi yang kita miliki dan menjadikan hobi itu sebagai sarana refreshing.
Berteman dengan yang Lain
Berteman dengan sesama ibu rumah tangga yang lain, akan memberikan banyak pengalaman bagi kita. Tetapi ingat ya, berteman dengan sesama ibu rumah tangga bukan untuk saling mengeluh, tetapi saling memberikan motivasi dan inspirasi. Banyak di luar sana ibu rumah tangga yang sukses dengan kehidupannya, dan mereka juga adalah para wanita yang tangguh dan pintar. Pelajari sisi positifnya untuk mengembangkan potensi yang kita miliki.
Jadilah Diri Sendiri
Jadilah diri sendiri tanpa harus membandingkan dengan orang lain, apalagi berusaha untuk sama dengan orang lain. Setiap ibu rumah tangga memiliki cara dan aturan sendiri dalam menjalankan perannya. Tidak perlu memusingkan apa yang harus dilakukan agar sempurna dalam menjalankan peran ini. Tetapi, lakukan apa yang menjadi pilihan kita dan yakinlah bahwa setiap keputusan ada dampak positif dan negatif, itu adalah hal yang wajar.
Pada dasarnya kebahagiaan ada dalam diri kita sendiri. Berikanlah motivasi positif bagi diri sendiri, dan Pastikan juga pasangan serta anak-anak mendukung peran kita. Seorang ibu rumah tangga yang aktif dan bahagia, tentu akan memberikan dampak yang baik bagi keberlangsungan sebuah rumah tangga, sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan harmonis, seperti yang di dambakan semua orang.
Salam Hangat
Ulfah Wahyu
28 komentar
Saya awal resign dari pekerjaan juga seperti orang bingung harus ngapain, tetapi setelah ikhlas menerima bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan yang tepat akhirnya saya juga merasa tidak menyesal dan tetap bisa berkarya.
BalasHapusBenar ya mbak memang butuh waktu untuk bisa ikhlas di awal resign. Tetapi alhamdulullah sekarang sudah bisa melewati dengan baik.
HapusButuh keikhlasan untuk seorang wanita karier berubah menjadi ibu rumah tangga. Tapi semua akan sangat menyenangkan saat dapat menerima dan menikmati setiap waktunya.
BalasHapusIya mbak, meski awalnya berat tetapi dengan berjalannya waktu kita bisa menikmati.
HapusYuni belum menikah. Tapi selalu belajar buat jadi istri dan ibu yang baik dan aktif juga positif.
BalasHapusArtikel ini cucok buat jadi pembelajaran buat yuni dong. Bisa ditiru tipsnya.
Iya mbak semoga bermanfaat, pengalaman pribadi saya itu, hehe.
HapusSaya aja yang 19 tahun resign kerja dan jadi Ibu Rumah Tangga kadang masih nyesek rasanya hahaha
BalasHapusTapi, bener ...jadi diri sendiri, kembangkan potensi, ikhlas menjalani jadi kunci. Semoga kita jadi ibu yang bahagia, sehingga keluarga pun juga bahagia dan harmonis pastinya. Insya Allah
Iya mbak, jadi diri sendiri dan enjoy menikmati peran dwngan ikhlas, semoga selalu bahagia bersama keluarga ya mbak Dian.
HapusSeorang ibu rumah tangga yang aktif dan bahagia, tentu akan memberikan dampak yang baik bagi keberlangsungan sebuah rumah tangga, sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan harmonis, seperti yang di dambakan semua orang.
BalasHapusSetuju bangeettt dgn kalimat ini, Mbaaa
semangaattt untuk para ibu rumtang
kita bisa jadi luar biasaaa!
Semangat, ayo semangati diri sendiri dan terus berkarya dan bermanfaat bagi keluarga dan sesama.
HapusPoin terakhir bener banget. Be your self. Dalam mengatur rumah tangga, kita harus merasa nyaman yaitu dg cara menjadi diri kita apa adaya. Jangan melihat pencapaian dan pola hidup orang lain jika kita memang tidak neyaman menjalannkannya.
BalasHapusAgar kita bisa tetap memiliki kepercayaan diri dan mengembangkan sisi positif dalam diri ya mbak.
HapusSaya belum menikah. Tapi perempuan menjadi ibu rumah tangga sama baiknya dengan ibu pekerja. Masing-masing punya pertimbangan sendiri karena keadaan yang dihadapinya. Paling penting, merasa bahagia dengan pilihannya itu. Banyak juga teman saya jadi ibu rumah tangga setelah sebelumnya berkarir. Awalnya juga kayak Mbak, sempat jetlag gitu. Lalu beradaptasi. Jadi ibu rumah tangga pun bisa berkarya. :) Mari saling menguatkan sesama perempuan.
BalasHapusIya mbak, tetap membuka diri untuk perubahan dan juga aktualisasi diri dengan kemampuan yang di miliki ya mbak.
HapusAlhamdulillah mb Ulfah punya hobby, ikhlas jadi IRT, rasanya sih fine-fine aja. Apalagi dengan adanya internet, IRT masih bisa eksis dari rumah. Malah lebih mantap, karena anak terawasi langsung. Beda kalo kerja di luar rumah, kepikiran yg di rumah...
BalasHapusAlhamdulillah bunda, dengan memiliki hobi kita jadi lebih kreatif dan produktif, meskipun hanya di rumah saja.
HapusTerima kasih untuk tipsnya Mbak. Iya zaman sekarang ibu rumah tangga yang full di rumah pun tetap bisa eksis dan berpenghasilan. Iya hal yang paling penting adalah ikhlas.
BalasHapusBenar mbak, muaranya adalah ikhlas, meakipun berat tetapi insya Allah akan menjadi penyemangat yang manjur.
HapusMenjadi Ibu yang bahagia ini memang pilihan yaa..
BalasHapusSelain kita harus menjadi diri sendiri, kita harus bisa meyakini, apa sebenarnya makna kebahagiaan?
Tapi kak Ulfa uda keren banget.
Memilih profesi terbaik dan in syaa Allah jannah menanti.
Pilihan yang berat awalnya, tetapi alhamdulillah dengan berjalannya waktu bisa menikmati.
Hapusbener ya mbak keikhlasan memang perlu dilatih, saya pun resign kerja sebelum nikah juga "jetlag". alhamdulillah dengan mencari hobi, seperti menulis blog inijadi lebih mudah
BalasHapusIya mbak, keikhlasan sangat berperan penting dalam keputusan ini. Swmoga tetap istiqomah.
Hapuspaling penting adalah jadi diri sendiri ya mba
BalasHapusbahagia dgn peran yg dilakukan biar kita lebih enjoy menjalani nya
Benar mbak jadi diri sendiri dan percaya diri.
HapusSaya dulu bercita-cita jadi guru tapi hanya kesampaian satu semester hehe. Kadang kita baru menemukan passion setelah terjun bukan saat sekolah ya. Jadi ibu rumah tangga zaman now banyak banget kesempatan belajar dan mengembangkan diri. Happy always dan enjoy ya mbak Ulfah
BalasHapusBanyak banget mbak, asalkan kita mau mencari peluang dan semangat, pasti akan ada jalan.
HapusSaya setelah resign juga nyaris nggak ada kerjaan mbak. Bikin stres. Akhirnya saya merenung lagi karena resign memang sudah jadi keputusan saya. Maka, mau nggak mau harus lebih baik di rumah
BalasHapusIya mbak harus, meskipun di rumah harus tetap produktif biar tidak bosan dan tetap pintar hehehe.
Hapus