Tips Toilet Training Untuk Anak Usia Dini

Oktober 25, 2019



Salah satu ketrampilan, yang harus di kenalkan kepada anak sejak usia dini adalah toilet training. Ibu harus membantu si kecil untuk berlatih, buang air di toilet. Ketrampilan ini, akan sangat bermanfaat dan membantu anak, agar tidak buang air disembarang tempat dan tidak tergantung kepada popok. Selalin itu, hal ini juga akan memudahkan tugas Ibu. Melatih anak melakukan toilet training memang tidak bisa dalam waktu singkat, tetapi membutuhkan waktu berkali-kali dan pembiasaan setiap hari.

Saya terkadang merasa kesal melihat seorang Ibu, yang dengan santainya menyuruh anaknya untuk buang air sembarangan. Mereka bahkan tidak memeprhatikan masalah bersuci juga. Hal itu tentu akan membawa dampak yang buruk bagi perilaku anak saat buang air. Karena kebiasaan tidak baik itu, maka si anak pun akan melakukan aktivitas buang air tanpa mempedulikan lingkungan sekitar.

Anak usia dini yang tidak dibiasakan melakukan toilet training, akan cenderung sembarangan dalam buang air. Mereka bahkan tidak peduli, apakah disekitarnya ada orang atau tidak. Saya sudah mencoba melatih anak-anak untuk toilet training saat mereka berusia sekitar 18 bulan. Sejak anak-anak sudah mulai berjalan, maka secara bertahap, saya melatih mereka untuk toilet training.

Kapan Waktu Yang Tepat Melatih Anak Toilet Training.

Lalu, diusia berapa sebaiknya anak mulai dilatih melakukan toilet training ya? Kalau menurut saya, latihan itu, sudah bisa dimulai saat anak berusia 18 bulan. Di usia ini, rata-rata anak sudah bisa berjalan, sehingga kita tidak kerepotan saat menuntun mereka ke kamar mandi. Anak usia 18 bulan, biasanya masih mengenakan popok dalam kesehariannya. Namun, kita bisa melatih mereka toilet training agar tidak terbiasa buang air di popok.

Saya mulai mengatur jam, untuk melatih mereka buang air ke toilet. Setiap satu jam sekali, saya lepas popoknya dan mengantarkan mereka untuk buang air ke toilet. Meskipun tidak mesti kemudian mereka mau buang air. Namun akhirnya, mereka akan terbiasa untuk tidak buang air di popok, dan belajar menyampaikan ke saya, saat mereka ingin buang air. Hal tersebut secara telaten saya lakukan, hingga berumur 3 tahun. Di usia ini, anak sudah mulai terbiasa untuk buang air ke toilet.

Proses ini tentu harus dilakukan secara bertahap, sesuai dengan umur anak. Saat mereka sudah memasuki usia 3 tahun, biasanya anak sudah bisa kita latih juga untuk membersihkan sisa buang airnya di toilet. kita ajarkan bagaimana cara mengguyur dan bersuci yang benar. Tentu saja, hal itu dilakukan dalam pengawasan orang tua. Anak akan terbiasa melakukan toilet training secara otomatis, jika kita sudah membiasakannya sejak dini.

Akan tetapi, meskipun toilet training sudah dijalankan dengan metode yang tepat dan cocok untuk anak, tetapi terkadang, anak-anak masih mengalami masalah saat melakukannya. Ada beberapa alasan umum yang terjadi, saat anak melakukan toilet training. Diantaranya:

A. Anak Merasa Takut Atau Cemas Saat BAB.
Bagi anak, buang air kecil atau pipis di toilet sudah tidak menjadi masalah. Namun, saat buang air besar atau BAB, si kecil merasa cemas. Hal itu disebabkan karena beberapa hal, yaitu, anak merasa belum siap. Mereka cenderung menahan BAB saat sudah di toilet. Kita harus membantu mereka untuk melakukannya dengan nyaman. Selain itu, hal itu bisa terjadi saat anak kena konstipasi, sehingga membuatnya tidak nyaman saat buang air besar. Dan yang selanjutnya, karena anak terlalu kecil, sehingga untuk duduk di toilet akan membuatnya tidak nyaman.

B. Merasa Kecewa.
Melatih anak untuk melakukan toilet training tidak selamanya berjalan lancar. Terkadang, saat anak menunjukkan tanda-tanda ingin buang air, dan anda mengajaknya ke kamar mandi. Tetapi, sebelum sampai di kamar mandi, pertahanan anak jebol. Hal itu membuatnya kecewa. Yakinkan kepada anak, bahwa hal tersebut tidak menjadi masalah. Pastikan bahwa mereka sudah berusaha, dan hal itu biasa terjadi. Berikan motivasi, bahwa lain kali, dia pasti bisa melakukannya dengan benar.

C. Rasa Takut Yang Tidak Beralasan.
Ada anak yang dia merasa nyaman, saat ke kamar mandi di siang hari. Namun, si kecil tidak berani, atau tidak nyaman saat ke kamar mandi di malam hari. Hal itu bisa disebabkan oleh, lampu kamar mandi yang kurang terang, kebersihan kamar mandi, atau suara air dari keran, yang membuat anak merasa takut. Karena alasan tersebut, orang tua perlu berada di dekat anak, agar mereka merasa aman dan nyaman.

Tips Melakukan Toilet Training.

Modal utama saat melatih anak melakukan toilet training adalah sabar dan telaten. Ibu jangan mudah menyerah, saat anak masih belum bisa mengungkapkan keinginannya saat akan buang air. Teruslah melatih si kecil, agar belajar menyampaikan keinginan untuk buang air. Berikut adalah tips untuk melatih anak tolilet training :

1. Mengatur Waktu Agar Anak Mau Ke Toilet.
Ketika pertama kali membujuk anak ke toilet memang awalnya sangat sulit. Apalagi mereka yang sudah merasa nyaman dengan memakai pampers. Kita biarkan dulu, anak-anak melakukan aktivitasnya sperti, bermain, makan dan lain-lain. Setelah itu, kita atur waktu untuk mengajak anak ke toilet. Waktu yang kita gunakan pun harus bertahap. Mengajak anak ke toilet 20 menit atau 30 menit setelah mereka minum susu, atau air putih. Setelah kita mmebiasakan hal tersebut, maka anak akan dapat merasakan kapan mereka harus ke toilet. Hal ini juga bisa membantu anak yang sulit untuk buang air kecil atau buang air besar secara teratur, sehingga terkadang sampai menimbulkan sembelit.

2. Komunikasi.
Dalam setiap proses belajar, tentu kita tidak boleh meninggalkan komunikasi. Lakukan komunikasi kepada anak. Beritahu alasan, kenapa mereka harus buang air di kamar mandi, ajarkan bagaimana doa masuk dan keluar kamar mandi, dan bagaimana sikap saat berada di kamar mandi. Teruslah ajak mereka berkomunikasi, sambil menuntun mereka melakukkan toilet training.

3. Menyediakan Alat Yang Dibutuhkan .
Kita bisa menyediakan alat-alat seperti pel, sikat, sabun, kain lap, dan lain-lain untuk membersihkan bekas ompol atau pup mereka agar bersih dari najis. Belikan celana dalam dengan gambar karakter yang lucu, sehingga membuat si kecil tertarik untuk melakukan toilet training.

4. Memperhatikan Bahasa Tubuh Anak.
Memperhatikan bahasa tubuh anak, juga dapat kita lakukan untuk melatih si kecil melakukkan toilet training. Setiap anak memiliki ciri khas tersendiri, ketika kebelet pipi atau BAB. Segera bimbing mereka untuk ke kamar mandi, jika kita sudah menangkap bahasa tubuh anak itu.

5. Berikan Pujian.
Jangan lupa untuk memberikan apresiasi kepada anak, saat mereka berhasil melakukan toilet training dengan baik. Apresiasi tersebut, dapat berupa kata-kata atau dengan simbol yang dapat memberikan motivasi bagi anak, untuk melakukan hal itu lagi secara berulang.

6. Konsisten.
Kunci dari toilet training adalah konsisten. Pastikan kita selalu mengajak mereka untuk buang air di kamar mandi, dimanapun kita berada. Jangan bosan untuk mengajarkan kepada anak toilet training. Lakukan latihan tersebut dengan cara yang menyenangkan.

Setiap orang tua, pasti berharap anak-anak akan mampu melakukan toilet training dengan lancar. Membiasakan anak untuk buang air di toilet, tentu akan memudahkan kita juga dalam mengatasi masalah buang air saat dalam perjalanan. Biasakan juga membawa alat kebersihan sendiri, seperti tissu, tissue basah atau handu/lap kecil untuk bekal kita ke kamar mandi saat di perjalanan. 

Toilet training akan berjalan dengan menyenangkan, jika orang tua melakukannya dengan benar. Hindari sikap terburu-buru atau menyuruh anak dengan nada yang tinggi. Hal itu untuk menghindari rasa bingung pada anak. Selamat mencoba ya Bunda.

Kudus, akhir Oktober 2019.

You Might Also Like

6 komentar

  1. Toilet training anak-anak dulu Alhamdulillah lancar semua. Pake pampers kalau pergi-pergi cuma sampai 2 tahunan berturutan sama disapihnya

    BalasHapus
  2. Dulu anak yg cowok lebih cepet beres toilet training drpd yg cewek. Tapi alhamdulillah sih, 3 thn an udh engga ada yg ngompol. Memang perlu kesabaran yah...

    BalasHapus
  3. Jadi inget dulu waktu anak-anak masih kecil..mereka saya ajak setiap setengah jam atau satu jam sekali ke toilet. Lama-lama akhirnya mereka terbiasa juga. Memang harus sabar ya...

    BalasHapus
  4. Anak sudah bisa diajarkan toilet training sejak usia 18 bulan, ya mbak?

    BalasHapus
  5. Memberi pujian pada anak mnurutku biar anak juga merasa diperhatikn dan dihargai. Keren infonya mba, mksh ya...

    BalasHapus
  6. Toilet training anak kedua agak terkendala. Karena dia 2 bulan aku ajak pindah ke Amerika dan di sana apartemennya nyewa. Ada aturan jika kotor denda, jika ngrusakin ini ganti..pokoknya mesti dijaga. Maka aku pakaikan diapers hampir seharian. Alhasil saat 2 tahun 2 bulan balik ke Jakarta jadi lebih lama proses toilet trainingnya.

    Tips yang bermanfaat Mbak:)

    BalasHapus