Asyiknya Bersahabat Dengan Anak Remaja

Oktober 15, 2019



Masa remaja adalah masa peralihan dari dunia anak-anak, menuju ke arah kematangan, baik secara fisik maupun psikologi. Remaja identik dengan masa pencarian jati diri. Di usia inilah datang masa pubertas. Saya memiliki dua anak laki-laki yang beranjak remaja. Si Sulung yang berusia 13 tahun dan adiknya yang nomer dua, berusia 11 tahun. Mereka sama-sama memiliki minat yang sama di bidang fotografi dan olahraga futsal.

Keduanya sudah mulai memiliki ruang pribadi dalam pergaulan. Anak pertama saya, mulai masuk pondok setelah dia lulus SD. Sehingga sebagian waktunya dia habiskan bersama teman-teman sebaya dan Ustaz di pondok. Meskipun demikian, saya memastikan dia tidak kehilangan masa remajanya yang penuh ceria dan warna. Komunikasi diantara kami tetap terjalin dengan lancar dan indah.


Dia mempunyai jadwal menelepon seminggu dua kali, yaitu pada hari sabtu dan ahad. Kedua waktu itulah yang kami manfaatkan untuk saling berkomunikasi, bercerita tentang banyak hal. Tentang kegiatan dia bersama teman-teman di pondok, tentang pelajaran sekolah, tentang hobi dan rencana-rencana yang akan dia lakukan jika sambangan (kunjungan santri) atau saat liburan semesteran yang akan datang.

Bagi saya, yang terpenting dalam hubungan ini adalah komunikasi. Saya terbiasa membangun komunikasi dengan kedua anak laki-laki saya yang beranjak remaja itu. mungkin akan berbeda dengan adiknya yang masih tinggal satu rumah dengan kami. dengan si Sulung saya lebih berperan menjadi pendengar yang baik bagi semua ceritanya. apalagi si Sulung juga sudah memasuki masa pubertas, sehingga pendekatan yang saya lakukan lebih kepada diskusi.

Bagi para remaja ini, hal yang menjadi prioritas dan perhatian mereka adalah masalah penampilan. Sulung saya bahkan bisa berlama-lama di depan cermin, hanya untuk menata rambutnya. Demikian juga dengan adiknya yang berusia 11 tahun itu. bagi mereka, penampilan adalah segalanya. Masalah model rambut pun akan menjadi sebuah pemikiran yang luar biasa bagi mereka. Gaya potongan rambut yang kekinian, menjadi pilihan yang sangat digemari oleh kedua remaja saya itu.


Belum lagi masalah pakaian dan sepatu. Mereka cenderung menginginkan penampilan yang trendi, seperti memakai bandana, sepatu sport dan tas slempang kecil, saat bepergian dengan teman-temannya. Anak-anak remaja ini juga lebih senang berkumpul dengan teman sebaya, melakukan kegiatan bersama. Misalnya, nonton bareng, foto-foto bareng, kemudian membuat video dan di posting di instagram masing-masing, untuk kemudian saling comment.

Meskipun saya memberikan kebebasan kepada mereka untuk mengekspresikan diri. Namun, tetap saja, saya dan suami memilik batasan-batasan yang harus dipatuhi. Saya beruntung karena anak-anak sekolah di sekolah islam. Sehingga, pemahaman mereka tentang agama juga lebih baik. Bagi saya, meskipun mereka pergi jalan dengn teman-temannya, tetapi tidak boleh meninggalkan salat, dan juga adab sebagai orang beriman dan anak yang saleh.

Sopan santun, tilawah Al Quran dan juga adab terhadap orang tua dan teman, tetap harus di jalankan dan di pegang. ”Menjadi remaja yang keren itu, haruslah bisa bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya. Karena semua yang mereka peroleh selama ini adalah karunia dari Allah SWT. Jadi jangan sampai melupakan kewajiban sebagai seorang muslim.” Begitulah nasihat yang sering saya sampaikan kepada mereka.

Tips Asyik Bersahabat Dengan Remaja

Anak adalah amanah yang Allah titipkan kepada kita, yang sudah menyandang status sebagai orang tua. Tentu dalam perjalanannya, kita menginginkan anak-anak kita menjadi anak yang saleh, salehah, berbakti kepada kedua orang tua dan berguna bagi Ummat, bangsa dan negara.

Saat mereka memasuki masa remaja inilah. Tugas kita semakin berat, karena kita harus mengenalkan kepada mereka tentang hak dan kewajiban yang menjadi tanggung jawab mereka. Apalagi usia remaja ini, anak-anak sudah memasuki masa aqil baliqh, dimana semua perbuatan baik dan buruk mereka akan dicatat oleh malaikat Mungkar dan Nakir.




Pastikan kita, menjadi orang tua yang siap siaga berada di dekat mereka, siap menjadi orang pertama yang mendengar curahan hati remaja kita, saat mereka sedang mengalami masalah ataupun sedang merasa bahagia. Berikut tips asyik yang bisa kita terapkan agar dapat bersahabat dengan remaja, secara menyenangkan :

 1.    Menjadi Pendengar Yang Baik.
Saya belajar menjadi pendengar yang baik bagi kedua anak remaja saya. Ketika mereka bercerita tentang teman-teman sekolahnya, masalah yang terjadi di sekolah ataupun pondok, masalah dengan guru/Ustaz. Saya tidak akan berkomentar, sebelum mereka selesai bercerita.

2    2.   Jangan Menjadi Hakim.
Terkadang anak-anak mengalami masa sulit dalam pergaulannya maupun dengan kegiatan yang berhubungan dengan akademiknya. Saya mulai belajar menerima setiap permasalahan yang ada. Jangan terburu-buru menghakimi mereka dengan omongan kita atau pendapat kita. Berusahalah menilai masalah tersebut dari kedua belah sisi.

 3.Posisikan Diri Kita Sebagai Sahabat Sekaligus Orang Tua.
Saya berusaha menempatkan posisi dikedua tempat ini. Pada saat anak  anak-anak bercerita tentang teman-temannya, kegiatan apa yang akan mereka lakukan jika liburan tiba, atau memilih sepatu, kaos, aksesoris dan perlengkapan lainnya, maka saya akan berperan sebagai sahabat yang akan membantu mereka untuk menentukan pilihan. Tetapi, pada saat kami berdiskusi tentang hubungan dengan lawan jenis. Maka peran saya sebagai orang tua akan muncul, meskipun tetap dengan pendekatan layaknya seorang sahabat. Karena mereka akan lebih nyaman, jika kita bisa menjadi teman diskusi yang menyengankan bagi mereka.


4    4.    Menghargai Pendapat Mereka.
Pada saat mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu, atau membeli sesuatu. Maka saya akan berusaha untuk menghargai pendapat atau pilihan mereka. kadang-kadang saya hanya memberi masukan, untuk pilihan tersebut. Efek positif dan negatifnya. Saya membantu mereka untuk berpikir tentang efek yang akan ditimbulkan dengan pilihannya itu. sehingga pada akhirnya nanti, mereka akan mampu memilih yang terbaik bagi dirinya.

     5.   Memberikan Mereka Kepercayaan.
Hal ini merupakan tindakan yang cukup penting. Dengan memberikan kepercayaan kepada putra saya, maka mereka akan merasa dihargai dan bisa dipercaya. Saya pun menekankan, bahwa kepercayaan itu tidak hanya dari orang tua, tetapi ada Allah yang akan selalu mengawasi setiap gerak gerik kita, meskipun berada di lubang semut sekalipun.

     6.    Saling Membiasakan Diri Meminta Maaf, Jika  Ada Yang Salah.
Inilah kunci dari semua hubungan. Berlapang hati dengan meminta maaf, jika ada yang berbuat salah. Tidak peduli anak ataupun orang tua. Saya mengajarkan kepada mereka, untuk menerima permintaan maaf dari yang berbuat salah atau khilaf.

Bersahabat dengan remaja, bukanlah hal yang sulit kita lakukan. Saya berusaha menjadi ibu sekaligus teman bagi mereka. membuka diri dengan positif, untuk menjadi orang yang pertama dicari, saat mereka mengalami masalah ataupun sedang bahagia. Pendidikan agama, sebagai pondasi awal menjadi pegangan saya dalam mendidik mereka.

Saya bahkan merasa terharu, saat si Sulung mempunyai rencana untuk membelikan saya sesuatu dengan uangnya sendiri. Saya berusaha menjadi teladan yang baik bagi mereka. karena remaja itu, cenderung melihat model dan mereka akan berusaha untuk melakukan hal yang sama dengan model tersebut. Apalagi mereka sudah bisa memberikan argumen atau pendapat, tentang keputusan yang diambil.

Dengan semakin canggihnya teknologi, saya pun harus semakin membuka diri untuk terus belajar mengimbangi dunia mereka. dunia digital yang terus menyuguhkan beraneka ragam gaya hidup yang akan menjadi tontonan mereka sehari-hari. dengan bekal doa dan tawakal, serta menjalin hubungan yang harmonis dengan anak remaja saya, semoga mereka kelak tumbuh menjadi generasi Rabbani yang cinta tanah air dan beradab.

Kudus, medio Oktober 2019.


You Might Also Like

24 komentar

  1. Alhamdulillah sudah menjalankan ini semua buat mereka kami seperti kawan saja layaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mbak. Semoga kita selalu dimudahkan dalam mendidik anak2 kita ya Mbak, aamiin

      Hapus
  2. Eh mba ulfah org kudus ya? Kudusnya di manakah? Ohya, ini tipsnya bagus sekali. Jadi tahu sekarang bagaimana bergaul dengan anak remaja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Saya Kudusnya Dawe. Mbak Dwi Arum tinggal di mana?
      Alhamdulillah, semoga bermanfaat.

      Hapus
  3. Wah... makasih tipsnya mbak. Anakku jg seumuran sm anak mbak Ulfah. Tp cuek2 banget & cenderung introvert. Kdg kagok kalo ngobrol sm anak cowo. Jd aku nyuruh ayahnya aja deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya kebalikan Mbak, anak2 cenderung lebih dekat dengan saya. Semoga kita dimudahkan dalam mendidik anak2 kita ya Mbak.

      Hapus
  4. Anak kita hampir sebaya ya mbak, aku 2 cowok, 15 dan 10.
    Memang mesti tarik ulur kalau sama remaja pola asuhnya. Memposisikan diri jadi sahabat mereka di waktu tertentu yang teyap diharga saat berperan jadi orang tua.
    Semoga anak'anak kita jadi generasi Rabbani yang mampu melanjutkan perjuangan negeri ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga senantiasa dimudahkan oleh Allah.

      Hapus
  5. Jadi tips untuk beberapa tahun ke depan nih, Mbak. Aku juga membiasakan diri mengobrol dengan anak-anak. Membiasakan mereka curhat sama orangtuanya.

    Tapi kalau saat ini, anak lelakiku tuh masih ampuuun deh. Nyisir rambut aja malah jadi berantakan. Usianya masih 10 tahun, sih. Saat beranjak remaja nanti, pasti bakal lama-lama di depan cermin juga kali, ya, hahahaha ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti deh Mbak, kalau dah mulai masuk usia remaja, pasti akan beda penampilannya hehe

      Hapus
  6. Saya setuju dengan kalimat ini : Sopan santun, tilawah Al Quran dan juga adab terhadap orang tua dan teman, tetap harus di jalankan dan di pegang. Karena ketrampilan inilah yang lebih utama dibutuhkan dibanding ketrampilan lain secara fisik atau akademis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena itu adalah bekal bagi anak dalam menjalani hidupnya Mbak, menurut saya. Akhlaq yang baik, secara otomatis akan berimbas positif terhadap yang lainnya.

      Hapus
  7. Simpan dulu, buat tahun2 yang akan datang. Anakku masih 5tahun, hihihi. Bagus banget tipsnya mbak, jagain anak sekarang beda sama jaman kita ya. Dulu ortu ga was2 amat, hp juga paling bisa sms dan telepon. Sekarang dg hp anak2 bisa keliling dunia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, dunia sudah ada di genggaman tangan sekarang.

      Hapus
  8. Nah bener yah bun, kalau anak udah remaja jangan memposisikan diri kita sebagai hakim buat ngejudge mereka. Tapi posisikan kita sahabat yang asyik diajak ngobrol dan tukar pendapat ya bun. Karna masa remaja emang rentan banget. Bismillah, semangat bundaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat juga Bunda, semoga dimudahkan dalam mendidik anak2 kita.

      Hapus
  9. Yuni sudah praktekin ini sama adik bungsu yuni sih. Hehehe... Cuma adik bungsu yuni itu orangnya masih tertutup banget. Jarang banget cerita masalahnya. Tapi so far, dia happy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap anak memang mempunyai pembawaan yang beda2. Yang penting kita tetap menunjukkan kepedulian dan kasih sayang terhadap mereka.

      Hapus
  10. Aku 2 tahun lagi, insyaAllah punya anak gadis. Sekarang pun sudah mulai tarik ulur. Dia sedang masa menolak, jadi sering enggak sependapat sama ibuny. Untuk pendekatan khusus biasanya ayahnya. Kalau sehari-hari, selalu sama aku. Tips-nya bakalan bermanfaat banget. Nanti aku praktekin kalau anakku sudah beranjak remaja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang tiap tahap perkembangan anak beda2. Kita harus pandai2 menyikapinya. Sukses dan semangat ya Mbak

      Hapus
  11. Yup, orang tua harus menjadi teman, jadi sahabat yang baik dari anak remaja

    BalasHapus
  12. Saya juga sedang di fase menjadi sahabat remaja nih, Mbak.
    Si sulung saya juga sedang jadi santriwati. Alhamdulillah, sejauh ini kami tetap dekat dan saling berkomunikasi via ponsel yg disediakan di pondok. Tipsnya memang bagus dan demikianlah seharusnya kita sebagai orang tua yg sekaligus sahabat :)

    BalasHapus
  13. Sukses buat putrinya Mbak. Saling mendoakan yang terbaik untuk anak-anak kita.

    BalasHapus