Menikah Karena Perjodohan Akankah Tumbuh Cinta

April 02, 2021

Awal Agustus tahun 2005 saya menerima sebuah amplop berwarna putih dari guru mengajiku. Beliau mengatakan, bahwa di dalam amplop itu berisi sebuah foto dan boidata seorang Ikhwan yang berniat taaruf denganku. Sebagai seorang lajang berusia 26 tahun saat itu, tentu hal itu adalah sebuah kabar yang membahagiakan. 

Singkat cerita, sayapun menunjukkan bidoata itu kepada keluarga. Dengan rida Allah, akhirnya pernikahan kami terlaksana pada tanggal 30 September 2005, tepat satu bulan setelah saya menerima boidata itu dan bertemu dua kali dengan sang Ikhwan, dengan didampingi guru mengajinya.

Proses perjalanan pernikahan saya yang singkat, cukup membuat saya tidak menyangka kalau kelak saya akan bertemu jodoh dengan cara seperti ini. Ya, saya menikah dengan jalan perjodohan. Lewat perantara guru mengaji kami, kami dipertemukan dalam ikatan suci yang akan menjadi sebuah ibadah terpanjang dalam hidup ini.

Apakah kisah cinta saya seperti sinetron atau novel-novel yang biasa saya baca melalui aplikasi online atau novel cetak? Tentang pernikahan dengan jalan perjodohan, yang mulanya benci jadi rindu, hihihi, malah seperti lagu ya. Alhamdulillah saya tidak mengalami masa benci jadi rindu itu, karena pernikahan dengan perjodohan ini adalah pilihan saya dan pilihan kami berdua tepatnya, saya dan suami.

Lalu apakah pernikahan kami penuh dengan cinta? Jujur diawal menikah saya masih belum bisa merasakan arti cinta yang sebenarnya, karena saya dan suami tidak saling mengenal sebelumnya. Kami hanya mengenal lewat biodata dan bertemu fisik dua kali hingga akad nikah dilaksanakan. Sehingga kami masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Tetapi dengan berjalannya waktu, kami tinggal bersama, berkomunikasi, saling mengisi, akhirnya lambat laun perasaan cinta itu mulai tumbuh. Mungkin bisa dikatakan kami pacarannya setelah menikah.

Foto : Dokumen Pribadi

Pernikahan dengan jalan perjodohan ini tentu membutuhkan perjuangan dari kedua belah pihak, agar dapat menumbuhkan cinta yang menjadi dasar dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Nah, buat kamu yang memilih untuk menikah dengan jalan perjodohan, tips berikut ini dapat kamu jalankan.

Tips Menumbuhkan Cinta dalam Pernikahan karena Perjodohan

Menikah dengan Niat karena Allah

Saya memperbaiki niat  saat ingin menikah. Saya menikah dengan niat beribadah kepada Allah, saya selalu berdoa agar dimudahkan bertemu jodoh untuk menggenapkan separuh agama. Memohon jodoh yang seiman, berakhlak baik, bertanggung jawab dan sederet doa terbaik lainya. Niat itu selalu saya perbaiki setiap saat, sehingga akan menjadi motivasi bagi saya untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi pasangan.

Ikhlas Menerima Jodoh Kita

Ikhlas menerima jodoh yang sudah Allah pilihkan untuk kita. Saya percaya jodoh itu di tangan Allah. Banyak kisah yang terjadi menimpa teman-teman saya, pacarannya dengan siapa menikahnya dengan siapa. Kita tidak akan pernah tahu, karena jodoh adalah rahasia Sang Illahi. Dengan ikhlas menerima, maka jalan yang kita lalui dalam berumah tangga insya Allah akan lebih mudah.

Saling Menghargai

Saling menghargai pasangan, adalah salah satu kunci dalam menumbuhkan cinta dalam pernikahan dengan perjodohan ini. Kita menyadari bahwa masing-masing dari kita membutuhkan waktu untuk saling mengenal pasangan  dengan lebih baik, dan salah satunya dengan saling menghargai, sehingga pasangan akan merasa nyaman, dan memberikan timbal balik yang positif dalam hubungan suami istri.

Menerima Kelebihan dan Kekurangan Pasangan

Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.Pun dengan pasangan yang menikah dengan perjodohan. Mereka baru mengenal pasangan setelah ijab qabul, sehingga membutuhkan waktu untuk saling memahami satu dengan yang lain. Dengan berjalannya waktu, berusaha untuk menerima semua kelebihan dan kekurangan pasangan. Proses ini tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Saya bahkan masih terus berusaha sampai saat ini untuk terus bisa melewati proses ini.

Membangun Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu hal yang penting dalam sebuah hubungan. Dalam pernikahan dengan perjodohan ini, suami istri harus senantiasa membangun komunikasi yang positif. Masing-masing pasangan dapat mengungkapkan perasaan hatinya, sehingga pasangan tahu apa yang diinginkan oleh pasanganya. 

Menguatkan Doa

Setelah semua ikhtiar kita lakukan untuk terus menumbuhkan cinta dalam pernikahan dengan perjodohan, maka langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah menguatkan doa. Ya, jangan pernah putus berdoa, agar senantiasa mengekalkan ikatan cinta di antara suami istri karena Allah, sehingga perjalanan bahtera rumah tangga senantiasa mendapat rida-Nya dan kekal hingga ke surga-Nya.

Alhamdulillah pernikahan dengan perjodohan yang saya jalani sudah hampir memasuki usia 16 tahun. Tentu bukan waktu yang sebentar untuk melewati semua suka duka dalam mengarungi biduk rumah tangga. Sudah banyak airmata yang tumpah dan tawa yang berderai mewarnai perjalanan rumah tangga kami. Tetapi kami menjadikan semua itu sebagai sebuah pelajaran, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, cinta perlahan mulai tumbuh di hati kami. Cinta yang kami bingkai karena Allah dan berusaha untuk terus memperbaiki diri sejalan dengan bertambahnya usia. Doa tulus selalu kami panjatkan, agar kami akan terus berjodoh hingga akhir nanti, aamiin.

Salam Hangat

Ulfah Wahyu



You Might Also Like

36 komentar

  1. Setuju mbak, sebenarnya menikah tidak melulu soal cinta
    banyak hal lain yg perlu dipersiapkan bersama, dan pastinya doa menjadi kekuatan terbesar ya

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah berbagi mba. Semoga sakinah mawaddah warrahmah, bahagian hingga jannah, aamiin...

    BalasHapus
  3. Masya Allah, baarakallahu fiikum Mbak Ulfah dan suami. Kalau saya percaya, menikah yang diawali perjodohan, bisa menimbulkan cinta. Kisah adik saya pun demikian. Menikah 2009 dengan istrinya .. alhamdulillah mereka bisa saling menerima dan baik2 saja. Semoga samara ya Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, doa yang sama juga buat mbak mugniar dan adiknya.

      Hapus
  4. MasyaALLAH semoga senantiasa sakinah mawaddah wa rohmah, ya
    Makasii udah berbagi cerita ini Mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, doa yang sama buat mbak Nurul. Semoga bermanfaat ya.

      Hapus
  5. Hampir seumuran nih, usia pernikahan kita. Kalau aku terus terang melewati fase benci tapi rindu itu. Sekarang tinggal rindunya aja eeaaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah pasti ada manis2nya ya mbak kala itu hihihi.

      Hapus
  6. Insyallah tidak apa2, selam yang dijodohkan mau menerma kurang dan lebihnya calon pasangan. Tidak dijodohkan pun tetap ada tantangannya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, namanya dua manusia dipersatukan, pasti ada kurang lebihnya.

      Hapus
  7. Nikah duluan pacaran bekangan. Kenapa tidak. Zaman saya, semua pernikahan gadis dan bujang desa hasil perjodohan. Buktinya mereka sukses berumah tangga sampai kakek nenek. Meskipun ada juga yang putus di tengah jalan. Toh yang nikah pacaran duluan juga banyak yang bercerai.

    Kisah cinta Mbak Ulfah berakhir bahagia. Salut buat beliau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin, semoga bisa membawa hikmah bagi pembaca ya bunda.

      Hapus
  8. Alhamdulillah ya Mba bisa cocok dan langgeng. Memang jodoh sudah diatur sama Allah, mau bagaimana ketemunya dan bersatunya. Tapi, banyak juga ya saya baca2 yang zonk menikah dari perjodohan. Inti'y memperbaiki diri sebelum bertemu jodoh dan insha Allah dapat'y yg terbaik juga ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, keikhlasan dan niat yang kuat serta restu keluarga menjadi kunci utama dalam pernikahan dengan perjodohan ini.

      Hapus
  9. Menurut saya, semua tergantung dari pelakunya. Hihi... Banyak yang berhasil dalam perjodohan, tapi tak sedikit juga yang kurang beruntung. Alhamdulillah Mbak Ulfah termasuk berhasil. Semoga senantiasa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah ya, mbak.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin terima kasih doanya, doa yang sama buatmbak.

      Hapus
  10. Wiwin | pratiwanggini.net10 April 2021 pukul 04.38

    Benar sekali, selagi niatnya karena ibadah, pasti banyak kemudahan yang diberikan oleh Allah. Mengenai riak-riak dalam rumah tangga, itu hal biasa, semua orang saya rasa mengalaminya juga bahkan yang sudah saling mengenal jauh sebelum menikah. Selamat ya, mba Ulfah, 16 tahun itu waktu yang tidak sebentar, semoga langgeng sampai akhir hayat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin terima kasih doanya mbak Wiwin, doa yanng sama buatmbak

      Hapus
  11. Justru bagiku kalau dijodohkan tuh ada challenge untuk saling mengenal satu sama lain setiap waktu. Ada gregetnya kata orang.

    BalasHapus
  12. Lebih manis rasanya mbak kalo menumbuhkan rasa cinta setelah pernikahan itu. Kuncinya sama-sama mau membuka diri. Ada lucu-lucunya juga khan. He.. He.. Mesranya halal. Semua jadi ibadah. Aku setuju banget dengan taaruf.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak alhamdulillah, ada manis2nya gitu ya.

      Hapus
  13. Wah pernikahan ta'aruf, memang salah satu variabel bikin yakin adalah niat ya Bu. Tapi jangan lupa pernikahan itu bukan hanya menikahkan dua orang tapi keluarga...nyatanya sekarang banyak banget angka perceraian di kiri kanan kita. Akupun dulu alumni ta'aruf, maksudku jangan lupakan variabel yang lain saat mempersiapkan pernikahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Niat, keikhlasan dan rida orang tua insya Allah menjadi kunci dalam pernikahan ini.

      Hapus
  14. Pernikahan memang tidak seperti cerita dongeng yang seolah cuma butuh cinta saja. Tapi butuh kerja keras, komitmen, komunikasi dari dua pihak. Entah pernikahan dari perjodohan maupun bukan, prinsip-prinsip itu berlaku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, karena cinta juga akan datang seiring berjalannya waktu.

      Hapus
  15. Masha Allah, noted mba tipsnya.

    BalasHapus
  16. Aamiin aamiin... semoga doa-doamu diijabah Allah mba. Salut dengan perjuangan yang dilalui pasangan yang tadinya tidak mengenal satu sama lain sebelum pernikahan. Niat menggenapkan agama memang paling utama ya mba dalam memutuskan untuk menikah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin mbak, makasih doanya. Iya sama2 berjuang dalam perjalanan pernikahan.

      Hapus
  17. Ceritanya kurang lebih sama dengan saya Bun. Saya bertemu dengan suami juga dua kali sebelum akad. Dengan pertemuan yang sesingkat itu bisakah menimbulkan cinta? Well untungnya saat itu saya sudah sampai pada pemahaman menikah tidak harus dengan alasan cinta pada pasangan. Yang utama menikah harus karena Allah. Karena hanya dengan begitu kita bisa ikhlas. Dan in syaa Allaah dengan keikhlasan yang kita miliki mudah saja menghadirkan cinta meski di awal tak ada rasa. Sebab cinta dalam pernikahan akan tumbuh seiring kebersamaan *eaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, cinta akan datang seiring berjalannya waktu. semoga samawa selalu ya mbak Siska.

      Hapus
  18. MasyaAllah. Saya itu selalu kagum dengan pasangan yang berhasil taaruf, Mbak. Perjuangan menumbuhkan cinta setelah menikah tentu jadi tantangan ya dan tentunya cerita manis untuk anak-anak kelak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga kami senantiasa dikekalkan ikatan cintanya karena Allah mbak.

      Hapus