Meneropong Sektor Ekonomi Dieng dari Hasil Pertanian

September 30, 2020

Foto : Dokumentasi Pribadi

Dieng, banyak julukan yang di berikan kepada salah satu tempat wisata yang terkenal di Jawa Tengah ini. Ada yang menyebutnya sebagai tanahnya para Dewa, negeri kayangan, atau negeri di atas awan. Apapun itu sebutannya, Dieng memang memiliki sejuta pesona yang mampu membuat decak kagum para pengunjungnya.

Saya berkesempatan mengunjungi tempat wisata ini empat tahun yang lalu, sudah cukup lama memang, tapi gambaran keindahan alamnya dan keseruan petualangannya masih terekam jelas di ingatan hingga hari ini. Benar-benar pengalaman  perjalanan yang menyenangkan.

Masyarakat Dieng di kenal memiliki etos kerja yang tinggi. Mereka termasuk pemeluk agama Islam yang taat dan juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama lain. Ada fenomena yang terjadi di Dieng yang berbeda dengan daerah manapun, yaitu fenomena alam dan fenomena yang terjadi di masyarakat, dengan adanya anak berambut gembel yang merupakan legenda hidup masyarakat Dieng.

Letak Geografis dan Letak Astronomi Dieng

Dataran tinggi Dieng merupakan daerah pegunungan vulkanik aktif di Provinsi Jawa Tengah. Terletak di antara dua kabupaten, yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Dieng berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara berkisar antara 60C-120C pada malam hari, dan antara 120C - 200C pada siang hari. 

Foto : Dokumentasi Pribadi

Dieng berada di  4037' - 5015' lintang selatan dan 106032'- 106052' bujur timur. Sedangkan letak astronomi Dieng berada di 7,200 lintang selatan dan 109,920 bujur timur. Secara teritorial kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara ini hanya dibatasi oleh sungai kecil yang bernama Kali Tulis ( Sungai Tulis ). Dataran tinggi Dieng ini terletak di sebelah barat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, sehingga pemandangannya sangat indah, dengan dihiasi kedua gunung yang menjulang tinggi.

Dengan letak geografis dan astronomi yang menjadikan Dieng sebagai dataran tinggi kedua di dunia setelah Tibet/Nepal, dan terluas di pulau Jawa, Dieng memiliki banyak destinasi wisata dengan pesona alam yang sangat indah dan menakjubkan, berikut beberapa di antaranya :

  • Dieng Plateu Theater
  • Wisata Padang Savana
  • Wisata Museum Kailasa
  • Wisata Lembah Seroja
  • Wisata Kawah Sileri
  • Wisata Kawah Sikidang
  • Wisata Sumur Jalatunda
  • Wsata Bukit Sidengkeng
  • Wisata Bima Lukar
  • Wisata Batu Pandang
  • Wisata Air Terjun Sikarim
  • Agrowisata Tambi
  • Wisata Telaga Pengilon Dieng
  • Wisata Telaga Merdada Dieng
  • Wisata Sunrise Bukit Sikunir
  • Wisata Alam Lembah Seroja
  • Wisata Candi Arjuna Dieng
  • Wisata Telaga Menjer
  • Wisata Telaga Warna Dieng
Pada saat berkunjung ke sana empat tahun lalu, suami memutuskan menggunakan jasa pemandu wisata, karena letak destinasi wisata yang cukup luas, membutuhkan seorang pemandu yang sudah menguasai medan, terutama sebagai penunjuk jalan menuju ke obyek wisata yang tergolong sulit medannya.

Foto : Dokumentasi Pribadi

Meneropong Sektor Ekonomi Dieng

Dataran Tinggi Dieng selain dikenal dengan banyak dan indahnya destinasi wisatanya, juga dikenal dengan sektor pertaniannya. Dieng merupakan kawasan pegunungan vulkanik, yang pada masa lampau pernah beberapa kali meletus, sehingga menjadikan tanah di sekitar wilayah tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. 

Secara umum mata pencaharian masyarakat di kawasan Dataran Tinggi Dieng di dominasi sektor pertanian. Petani di sana pada umumnya membudidayakan tanaman pertanian semusim, di antaranya

Kentang

Pada ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut, komoditas tanaman pertanian yang dibudidayakan petani lebih di dominasi oleh tanaman kentang. Produksi kentang di Dieng cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah yang lebih rendah. Kentang Dieng dikenal memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan provinsi lain, bahkan terkenal sebagai komoditas terbesar di Indonesia.

Sayuran

Aneka sayuran seperti daun bawang, wortel, cabai, kol atau kubis, daun seledri, dan tanaman pertanaian semusiam lainnya juga banyak di budidayakan di Dieng. Selain itu ada juga tanaman tembakau. 

Carica atau Pepaya Gunung

Komoditas pertanian carica juga menjadi salah satu komoditas andalan di Dieng. Carica diolah menjadi penganan berupa manisan dan keripik. Daging buahnya yang empuk dan manis menjadikan buah ini banyak digemari oleh para wisatawan yang datang berkunjung ke Dieng dan menjadi salah satu makanan favorit yang wajib di coba saat berkunjung ke sana. Wisatawan juga dapat melihat langsung ke pabrik tempat pengolahan manisan carica ini.

Purwaceng

Tanaman yang berbentuk seperti rumput dan pendek ini dikenal sebagai tumbuhan langka, karena umumnya termasuk tanaman liar. Namun, banyak yang meyakini tanaman ini memiliki khasiat yang luar biasa, yaitu untuk menambah stamina dan menjaga kesehatan tubuh. Meskipun budidaya tanaman purwaceng tidak sebanyak kentang, tetapi rata-rata petani Dieng memiliki tanaman ini. Mereka biasanya menanamnya di sela-sela tanaman kentang, atau di dalam pot yang di letakkan di halaman rumah.

Foto : Dokumentasi Pribadi

Dari berbagai hasil pertanian di atas, kentang merupakan komoditas yang paling unggul di Dieng. Kentang di Dieng bahkan mencapai angka 1,2 juta ton per tahunya, sehingga menjadikan Dieng terkenal sebagai pemasok kentang terbesar di Indonesia. Kualitas produksi kentang Dieng masuk kategori grade A. Petani Dieng tidak mengandalkan musim untuk bercocok tanam, mereka mengandalkan air telaga yang berada di sekitar Dieng untuk pengairan.

Banyaknya kawasan wisata yang terdapat di Dieng, secara otomatis membangkitkan perekonomian masyarakat di daerah tersebut, bahkan memberikan dampak yang luar biasa, seperti membuka modernisasi bagi masyarakat, mulai dari bangunan rumahnya, alat transportasinya, peralatan pertanian dan sisi kehidupan yang lain. 

Masyarakat Dieng rata-rata adalah pekerja keras. Mereka tanpa kenal lelah berjalan ke puncak gunung untuk menggarap lahan pertaniannya. Masyarakat Dieng tidak membiarkan sejengkal tanah pun menganggur, hampir semua kawasan Dieng diolah menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Sektor pertanian memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan perekonomian masyarakat Dieng selain sektor pariwisata.

Banyaknya kawasan pegunungan dan perbukitan yang dijadikan lahan pertanian atau perkebunan oleh masyarakat, mengakibatkan terjadinya degradasi lahan yang menyebabkan banyaknya lahan kritis di daerah tersebut. Oleh karena itu dinas pertanian setempat berusaha untuk memberikan edukasi kepada petani Dieng untuk mengubah pola tanam agar sesuai dengan kaidah konservasi.

Selain itu petani juga diimbau untuk menanam tanaman yang rutin menghasilkan namun tetap bernilai konservasi, misalnya tanaman buah-buahan yang berkayu keras. Selain itu ada juga solusi berupa pertanian terpadu, yaitu gabungan dari pertanian sayuran, kopi dan peternakan domba Batur. Dalam sistem ini petani menggabungkan pertanian dan peternakan yang saling menyuplai kebutuhan.

Dieng dengan segala keindahan alam, hasil pertanian dan fenomena yang melekat pada masyarakatnya, memberikan begitu banyak kontribusi dalam perekonomian Indonesia. Menjaga kekayaan alam yang terdapat di sana  menjadi tanggung jawab bersama untuk menjadikan Dieng lebih baik di masa depan. 

Salam hangat

Ulfah Wahyu



Referensi :
Wikipedieng.com, Letak Geografis dan Astronomi Dataran Tinggi Dieng, Diakses 24 September 2020.
Diengplateu.com, Pertanian di Dieng, Diakses 25 September 2020
m.Liputan6.com, Meraba Wajah Surga Pertanian Dieng 20 Tahun Mnedatang, Diakses 26 September 2020.


















 

 



You Might Also Like

42 komentar

  1. Sudah sejak lama yuni ingin main ke dieng. Tapi belum kesampaian. Kebentur waktu melulu.

    Senengnya di dataran tinggi tu selain karena memang suhunya dingin juga karena mata jadi seger liat ijo-ijo sayurnya. Hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, yuk di agendakan ke sana setelah pandemi.

      Hapus
  2. Suami saya selalu bercerita tentang keindahan Dieng. Selalu membuat rasa penasaran ingin ke sana untuk menikmati keindahannya sekaligus menikmati aneka macam sayurannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, lihat tanaman sayuran di Dieng rasanya seger banget.

      Hapus
  3. Dieng itu banyak banget tempat wisatanya ya mbak? Dulu waktu ke sana baru beberapa yang dikunjungi deh. Harus balik ke sana dan menjelajah lagi deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, seharian kayaknya masih kurang mbak kalau mau benar2 menikmati.

      Hapus
  4. Duuh...zaman udah lamaaa banget aku terakhir ke Dieng. Obyek wisata belum banyak. Inget Dieng tuh selain candi-candi, juga kentang. Katanya kentang Dieng bagus banget buat kroket, kering gitu hasilnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar Bund, kentangya bikin nagih. Kalau di sana di goreng jadi keripik.

      Hapus
  5. Carica itu asalnya dari Dieng toh.... Aku pernah nyobain, dibawain dari Magelang. Enak mba, manis juga. Hmmmm jadi pengen lagi deh. Btw, pengen banget ke Dieng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Dieng bisa lihat langsung ke pabrik pengolahannya mbak, waktu itu saya juga berkunjung ke sana. Yuk, setelah pandemi berakhir bisa diagendakan.

      Hapus
  6. Kentang Dieng ini terkenal banget lho, bahkan punya harga khusus. Btw pertanian terpadu ini penting banget untuk diterapkan di kawasan yang secara geografis sebenarnya hutan tapi mulai alih fungsi sebagai pertanian kayak Dieng ini. Semoga dengan berbagai program yang digalakkan wilayah Dieng tetap lestari dan produktif di dunia pertanian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, enak kentangnya. Semoga ya, dengan demikian Dieng akan tetap mempesona

      Hapus
  7. Waaahh Dieng, kujadi rinduuu ke Dieng. Semoga pandemi lekas berakhir dan kita ketemu di Dieng ya mba. Hasil kentang Dieng tetap yang terbaik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak yang terbaik, rasanya enak. Dulu pas ke sana beli keripiknya.

      Hapus
  8. Saya suka caricaaa! Dieng adem bener ya memang, enak udara disana sejuk bikin betaahh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga suka banget sama carica mbak,minuman buahnya lho seger banget ya.

      Hapus
  9. Aku demen bangeetttt manisan Carica.
    Pokoke kalo piknik ke JaTeng, aku selalu borong carica utk oleh2 org di rumah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak emang carica enak banget, saya juga suka, di makan langsung tetap enak.

      Hapus
  10. Aku belum pernah ke Dieng, yang terkenal dataran tingginya itu untuk tempat wisata ya. Aku mau wisata ke sana, semoga kesampaian. Ternyata ekonominya tertinggi dihasilkan dari pertanian ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tempat wisatanya banyak mbak, keren2 pula. Iya tanaman kentang menjadi komoditi utama di bidang pertanian dari Dieng.

      Hapus
  11. Carica aku suka banget mb sama carica ini, bisa habis sekardus deh kayaknya kalau ga distop suami pas dulu makan, hihi. Betul mba potensi perekonomian Dieng pun bagus banget prospeknya, salah satu contoh carica itu buahnya hanya bisa tumbuh subur di sana kabarnya yaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga suka banget sama carica, di makan langsung juga enak. Kabarnya begitu mbak, karena ketinggian Dieng yang cocok untuk tanaman ini.

      Hapus
  12. Saya setuju banget, untuk menjaga peradaban cagar budaya hal yang tak kalah penting dibangun bersamaan adalah sektor ekonomi warganya. Kalau ekonomi warganya meningkat, kesejahteraan meningkat, pendidikan meningkat, biasanya diiringi dengan kesadaran untuk menjaga cagar budaya yang ada di sekitarnya. Rakyat sejahtera, budaya dan cagar budaya terpelihara.

    BalasHapus
  13. Kebayang indahnya dan dinginnya dataran tinggi Dieng ini. Bikin mupeng jalan2 ke sana huhuhu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pandemi sudah berakhir, bisa diagendakan mbak Amel.

      Hapus
  14. Nice share Mbak Ulfah,, sy jadi tahu tentang carica pepaya gunung khas Dieng dan purwaceng yang banyak khasiatnya. Btw ada kurang lebih 19 tempat wisata ya di sana, masyaallah kerenn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak banyak dan memiliki pesona luar biasa.

      Hapus
  15. Ya Alllah... Makin pengen ke Dieng. Fotonya cakep banget mbak. Baca tanaman yang ditanam di Dieng, aku jadi ngebayangin tatanan tanamannya. Purwaceng di antara kentang. Pasti enak di pandang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejengkal tanahpun gak dibiarkan menganggur ya mbak, soalnya tanahnya produktif banget.

      Hapus
  16. Wah... hasil bumi dieng banyak ya mba, jadi pengen ke sana deh. Btw, smoga menang ya mba lombanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayuk kalau sudah selesai pandeminya cuz lah, iya aamiin.

      Hapus
  17. Bener-bener tanah kahyangan milik dewa ya. Selain jadi tempat wisata yang indah, hasil buminya yang melimpah sungguh menyejahterakan masyarakat sekitar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, setiap sudutnya sangat bermanfaat dan penuh pesona.

      Hapus
  18. wuah jadi pengen ke Dieng nih
    semoga suatu hari bisa main2 ke Dieng
    mengenal budaya, sejarahnya dan keindahan alamnya

    BalasHapus
  19. Jadi kangen ke Dieng lagi. Soalnya dulu enggak sempat mengeksplor semua tempat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehari emang gak cukup kalau mau eksplore semua tempat wisatanya mbak, kurang puas.

      Hapus
  20. MasyaAllah, selain dari pariwisata, perekonomian Dieng juga didukung dari pertanian dan warganya yang pekerja keras yah. Jadi pengen jalan-jalan ke Dieng.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, waktu itu lihat para ibu2 petani jalan bergerombol di jalan, menuju ladang. Seneng liatnya.

      Hapus
  21. banyak juga ya mbak wisata di dieng. Sayangnya jauh dari Malang jadi nunggu pandemi berakhir dulu untuk bisa ke sana.

    BalasHapus