Ketika Memutuskan untuk Merantau

September 19, 2020


Foto : Dokumen Pribadi

Dulu setelah lulus kuliah saya pernah bercita-cita bekerja di kota tempat saya menuntut ilmu dengan alasan ingin belajar hidup mandiri. Namun kenyataan tak seindah harapan. Saya akhirnya memutuskan untuk pulang kampung dan bekerja di kota kelahiran. Mungkin memang itulah takdir yang Allah gariskan untuk saya, karena dengan kembalinya ke kampung halaman, di sanalah akhirnya saya bertemu dengan jodoh saya, hehehe ( tidak jadi menyesal deh ).

Dalam keluarga saya kami enam bersaudara, lima perempuan dan satu laki-laki. Dari kami berenam, dua saudara perempuan saya ternyata ditakdirkan untuk merantau. Setelah lulus kuliah, mereka mendapatkan pekerjaan di kota tempat mereka menuntut ilmu. Banyak suka duka yang dilewati selama berada di perantauan. Apalagi bagi kakak saya yang nomer satu. Dia dan suaminya sama - sama perantau alias pendatang di kota tempat tinggalnya sekarang.

Merantau bisa dikarenakan sebuah pilihan atau terpaksa. Namun, meskipun demikian kamu sudah seharusnya bisa menerima itu sebagai sebuah jalan hidup yang digariskan oleh-Nya. Jika merantau adalah sebuah pilihan, tentu akan lebih mudah bagi kamu untuk menjalaninya tanpa ada beban. Akan tetapi lain halnya jika merantau karena terpaksa, entah karena kondisi ekonomi atau kisah masa lalu. 

Ketika memutuskan untuk merantau, maka kamu harus sudah siap dengan segala resiko yang akan ditemui. Tentu kamu jangan membayangkan dengan hidup merantau itu akan selalu menyenangkan atau menyedihkan, pasti akan ada suka duka yang dirasakan saat berada di perantauan. Apa saja suka duka nya.

Suka

Hidup di perantauan akan menumbuhkan sikap mandiri. Tidak selalu bergantung kepada orang lain, belajar memecahkan masalah dan belajar sosialisasi dengan sesama. Dengan jauh dari keluarga kita akan menyadari bahwa betapa pentingnya arti sebuah keluarga dalam hidup kita, sehingga hal itu akan memunculkan sikap tangguh, pantang menyerah dan mampu mengenali diri dengan lebih baik. Kalau istilah zaman sekarang tidak mudah baper.

Ketika memutuskan untuk merantau, kamu juga akan belajar beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga akan semakin menumbuhkan sikap empati kepada orang lain, belajar menerima kekurangan dan kelebihan orang dan melatih diri dalam mengendalikan emosi.

Duka

Saat memutuskan untuk merantau, maka kamu harus bersiap dengan segala perbedaan dan perubahan dalam kehidupanmu. Perbedaan budaya, adat dan juga gaya hidup di perantauan tentu akan menjadi masalah yang akan kamu temui di awal-awal merantau. 

Masalah keuangan juga bisa menjadi beban tersendiri di perantauan. Belum lagi memikirkan biaya hidup yang harus kamu hadapi setiap hari. Ketrampilan kamu dalam mengelola keuangan dan juga memecahkan setiap masalah akan menentukan sukses tidaknya kamu hidup di perantauan.

Alasan Merantau

Setiap orang pasti memiliki banyak alasan untuk merantau, hal apa saja yang biasanya mendasari seseorang pergi merantau?

Melanjutkan Sekolah

Jika ini adalah alasan kamu merantau, maka langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan kota tempat menuntut ilmu. Banyak sekali kota yang memiliki sekolah dengan kualitas yang bagus. Kamu bisa mencari info terlebih dahulu tentang kultur dari kota itu kepada saudara atau teman yang mungkin sudah pernah tinggal di kota tersebut, atau kamu bisa mencarinya lewat internet.

Pekerjaan

Ada beberapa orang yang memang sengaja merantau untuk mencari pekerjaan dan karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan kamu untuk tinggal di luar kota. Jadi, kamu harus benar-benar bisa membawa diri dengan baik.

Mengikuti Suami

Nah untuk yang satu ini, sepertinya kamu harus benar-benar mempersiapkan mental dan diri dengan sebaik mungkin, karena biasanya keputusan merantau untuk mengikuti suami ini bisa menjadi sebuah petualangan yang seru, terutama yang pekerjaannya nomaden alias pindah-pindah.

Melupakan Masa Lalu

Sepertinya alasan ini menjadi satu-satunya yang paling dramatis ya, hihihi. Dengan alasan melupakan masa lalu yang mungkin tidak menyenangkan, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Asal jangan merantau karena ingin melupakan mantan ya ... eh 🙈

Foto : Dokumen Pribadi

Apa yang Harus dilakukan Ketika Memutuskan untuk Merantau

Banyak hal yang harus kamu persiapkan ketika memutuskan untuk merantau, beberapa di antaranya adalah

Persiapan Mental

Saat memutuskan untuk merantau, kamu harus benar-benar mempersiapkan  mental. Berada di kota asing dengan ragam perbedaan pasti akan menjadi sebuah tantangan. Jangan mudah terbawa perasaan dan bersikap cengeng.

Penguasaan Diri dalam Bersikap

Penguasaan diri dalam bersikap ini sangat penting ketika kamu memutuskan untuk merantau, karena di perantauan akan banyak menemui banyak perbedaan budaya dan juga sifat masyarakat yang tentu berbeda dengan kota tempat tinggalmu. Jangan menutup diri, belajarlah untuk menyesuaikan diri tanpa harus menghilangkan karakter diri sendiri. Ambil hal yang positif dan berusaha menerima perbedaan.

Belajar Membuka Diri

Belajar membuka diri dengan memperbanyak dan memperluas pergaulan, akan membantumu mudah beradaptasi. Jadikan dirimu sebagai orang yang menyenangkan bagi orang lain. Tidak segan untuk memberikan pertolongan kepada teman, sehingga pada saat kamu membutuhkan pertolongan, teman-temanmu akan dengan senang hati membantumu.

Pantang Menyerah

Hidup di perantauan tentu membutuhkan perjuangan. Kamu harus kuat, ulet dan pantang menyerah, karena hal itu menjadi kunci suksesnya kamu di perantauan. Semua itu membutuhkan kerja keras dan semangat yang kuat.

Bersikap Ramah dan Sopan

Berada di tempat yang baru membuatmu harus pandai membawa diri. Bersikaplah yang baik, sopan dan ramah kepada mereka. Jangan pelit senyum, sapalah tetangga atau teman baru dengan ketulusan, sehingga mereka pun tidak akan sungkan kepadamu.

Manajemen Keuangan yang Baik

Tinggal di perantauan membuatmu berpisah dengan keluarga, oleh karena itu kamu harus pandai dalam mengelola keuangan. Kamu harus bisa menyisihkan uang untuk menabung demi keperluan pulang kampung. Selain itu, biaya hidup antara kota yang satu dengan yang lain tentu berbeda, jadi pastikan kamu mengelola keuangan dengan bijaksana.

Memutuskan untuk merantau akan mejadikan kamu lebih mandiri dan bersikap dewasa. Dengan berbagai alasan yang di sebutkan di atas akan menjadikan kamu berbeda dalam menjalani kehidupan di tanah rantau. Tetapi tanggung jawab yang di bebankan tetap sama, yaitu harus bisa menjadikan diri lebih baik lagi. Mengambil hal positif dari keputusan merantau itu. 

Nah, kamu adakah yang saat ini tinggal di perantauan, lalu alasan apa yang mendasari untuk merantau, share ya di kolom komentar.

Salam hangat

Ulfah Wahyu


You Might Also Like

26 komentar

  1. Ahhh saya mantan perantau ini mba. 10 tahun hidup di luar jawa bersama suami. Jauh dari sanak dan keluarga. Masya Allah, jadi pengalaman berharga untuk kehidupan kami sekarang. Lebih tahan banting ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah pasti banyak pelajaran hidup yang di peroleh ya mbak.

      Hapus
  2. Ah benar lho mbak...
    Merantau memberikan banyak pengalaman...
    Aku pernah merantau di ibukota, meski hanya 1,5 tahun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetap mbak, merantau itu memberikan banyak pengalaman hidup, walaupun hanya sebentar.

      Hapus
  3. Jadi ingat waktu kuliah beda kota sama rumah keluarga. Memang persiapan mental itu penting. Dulu fokus sekali bisa keterima di universitasnya, namun ngga mikirin setelah keterima. Agak kaget sih dulu tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga merantau selama hampir 3 tahun mbak untuk kuliah, memang banyak pengalaman yang di dapatkan.

      Hapus
  4. Sebagai perantau, saya juga merasakan suka duka itu mba. Paling berat waktu ortu sakit dan sikon blm memungkinkan utk bsa pulang. Ingin pnya pintu kemana saja rasanya tuh. Taun ini masuk th ke6 saya merantau, 3 taun bekerja dan 3 taun ikut suami..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus punya stok sabar yang banyak ya mbak, paling yang bisa rutin telepon ya.

      Hapus
  5. Kalau kami bisa disebut merantau enggak ya... hehe. Dari Jakarta kami memutuskan menetap di Bogor. Agak jauh dari orang tua, akhirnya membuat keluarga kami mandiri sih. Meski pada kenyataannya enggak jauh-jauh amat pindahnya,hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang pasti tetap punya pengalaman luar biasa saat jauh dari keluarga ya mbak.

      Hapus
  6. Aku termasuk yang nggak berani merantau, mbak. Kuliah pun meski ngekos jaraknya cuma 40 km dari rumahku. Pasti banyak suka dukanya kalau merantau ini ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bamyak pengalaman hidup berharga yang bisa kita dapatkan dengan merantau mbak.

      Hapus
  7. Senangnya merantau...aku pun br keluar rumah benar2 pas kerja mbak. Krn pas kuliah hidup bersama tante. Itu pun diuji bgt nyalinya dan mental hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, benar2 uji mental ya kalau merantau, apalagi yang jauh.

      Hapus
  8. Aku sejak SMA dah ngekos Mba. Meski jarak dari rumah cuman 40km hehe tapi asli banget ngekos itu bikin aku mandiri dan enggak manja lagi. Sbg anak wedok bungsu, tau sendiri kan perlakuan kalo Aku di rumah. Nah sejak SMA sampe punya anak 1 masih terus jadi perantau sampe ke Jakarta dan Bandung yg notabene ratusan km dari Jogja. And I'm thankful for that experience. Bikin aku jd tough pokoknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, saya juga merasakan manfaat dari merantau semasa kuliah, benar2 menjadi lebih tahan banting, hehehe.

      Hapus
  9. Saya merantau pas jaman kuliah. Tapi sempat pulang lagi dan kerja di kampung halaman. Sekaramg sudah 7 tahun merantau di Jakarta. Awlanya gak kebayang bakalan nikah sama orang asli Magetan tapi kerjanya di Jakarta. AKhirnya ya merantau lagi. Tapi saya sangat menikmati masa-masa merantau. Menurut saya malah semakin berkembang setelah merantau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar ya mbak, kerena semakin banyak pengalaman yang kita dapatkan dengan merantau.

      Hapus
  10. Saya dari SMU sudah merantau mba, jauh dari keluarga. Sebagai perantau kita harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan lebih mandiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak, harus bisa membaqa diri dwngan baik ya.

      Hapus
  11. Sejak lulus kuliah di akhir tahun 2012, yuni memutuskan merantau sampai dengan di awal pandemi. Karena keterpaksaan akhirnya saya kembali ke kampung halaman.

    MEmang benar, merantau nggak selalu menyenangkan. Pun nggak akan terus-terusan kesusahan. Kadang malah kayak role coster. Sebentar senang untuk kemudian sedih.

    Begitulah. HEhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suka duka pasti ada, yang penting bisa membawa diri dengan baik di perantauan dan memgambil sisi positif dari merantau ya mbak.

      Hapus
  12. Aku juga merantau mba. Tadinya mah karena nungguin saya skripsi hingga wisuda. Eh, keterusan. Udah kadung nyaman sih dengan lingkungan sini, udah seperti keluarga semua yang dikenal. Alhamdulillah meski di perantauan tapi rasanya punya banyak keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Banyak juga yang seperti ini mbak, apalagi kalau sesama perantau ya, kekeluargaannya erat banget.

      Hapus
  13. Saya dari kecil sampai punya anak tinggal di kota yang sama. Tapi sekolah dan kuliah sempat kost karena supaya lebih dekat ke sekolah. Mungkin di sini agak ada aura jadi anak rantau ya? Meskipun seminggu sekali pulang, bahkan kadang tiap hari

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi tetap punya pengalaman tinggal jauh dari rumah ya mbak.

      Hapus