Tips mengembangkan Karakter Positif Anak

November 08, 2019




Setiap orang tua pasti menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi anak yang mandiri, cerdas dan senantiasa optimis, percaya diri dalam menjalani hidupnya. Oleh karena itu, sangat penting sekali untuk ditanamkan berbagai macam pendidikan, sebagai bekal mereka untuk menyongsong masa depannya. Pendidikan akademis saja belum cukup untuk menjadikan mereka generasi yang tangguh dan kuat dalam menjalani kehidupannya kelak. 

Orang tua perlu memberikan bekal bagi pengembangan karakter positifnya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berkarakter kuat. Lalu, kapankah waktu terbaik bagi orang tua untuk menumbuhkan karakter positif dalam diri anak? Jawabannya adalah, sejak usia dini. Anak akan lebih mudah dalam menerima pembelajaran, saat usia 0-6 tahun. Karena pada usia ini, otak anak berekmbang hingga 80%. Pada usia ini, anak akan lebih mudah dalam menyerap dan menerima berbagai informasi, tanpa mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli perkembangan dan perilaku anak dari US bernama Brazelton, ia mengatakan bahwa pada bulan dan tahun pertama pengalaman dalam kehidupan anak akan menjadi penentu, apakah dia dapat mampu mengatasi rintangan dalam hidupnya, dan memiliki semangat yang tinggi dalam belajar, atau dia berhasil dalam apa yang dikerjakan. Jadi pada masa ini, adalah saat yang tepat bagi orang tua, untuk memberikan bekal pendidikan karakter, sehingga akan membentuk karakter positif dalam diri anak.

Sebagai manusia, orang tua juga memiliki kesalahan dalam pola asuh terhadap anak. Terkadang mereka meluapkan emosi dengan marah, memukul, berteriak, dan tindakan negatif lainnya. Hal itulah yang membuat pola asuh yang kita terapkan tidak sesuai dengan tujuan pengembangan karakter positif yang ingin kita tanamkan kepada anak. 

Tips Mengembangkan Karakter Positif Pada Anak.

Pada dasarnya, karakter akan dapat terbentuk, melalui sebuah pemahaman yang mereka dapatkan dari tiga hubungan yang pasti dialami oleh setiap manusia. Yaitu hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan lingkungan dan hubungan dengan Allah.  Dari ketiga hubungan itu, akan memberikan pemahaman kepada anak, dalam menentukan bagaimana  mereka dalam memperlakukan dunianya. Apa saja cara yang bisa kita terapkan dalam membangun karakter positif pada anak. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua :

A. Memberi Penjelasan Tentang karakter Positif.
Anak usia pra sekolah biasanya sudah memiliki komunikasi yang baik. Berikan penjelasan sederhana, sesuai dengan usia mereka, bagaimana cara bersikap yang baik. Bagaimana bersikap dengan teman, orang tua dan guru. Berikan beberapa contoh perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk atau kurang baik. Misalnya, minta izin saat meminjam barang teman, membantu merapikan mainan setelah selesai bermain, berbicara pelan dengan orang yang lebih dewasa, dan lain-lain.

B. Mengajak Anak Berdiskusi Tentang Perilaku Yang Baik.
Ajaklah anak berdiskusi tentang perilaku yang terjadi disekitar mereka. Misalnya, tentang teman yang berbicara keras saat meminjam sesuatu, berebut mainan dengan teman yang lain, tantrum, dan lain-lain. Beritahukan kepada anak, bahwa semua perilaku tersebut, tidak baik dan dapat membuat teman menjauhi dirinya, serta merugikan diri sendiri.

C. Melakukan Pengulangan Dan Peringatan.
Menanamkan karakter positif pada anak, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tindakan itu membutuhkan pembiasaan yang berulang. Jangan pernah bosan untuk terus mengingatkan anak untuk selalu berperilaku positif. Berikan peringatan dan teguran jika mereka lupa melakukannya. Konsisten adalah kunci utama dalam menanamkan karakter positif pada anak. Apalagi semakin bertambah usianya, mereka akan mengalami berbagai fase dalam tahap perkembangannya. 

D. Memberikan Koreksi.
Apabila suatu saat anak melakukan kesalahan, maka orang tua jangan segan-segan untuk mengingatkan. Dengan diingatkan anak akan tahu, jika perilaku mereka tidak baik. Berikan arahan bagaimana mereka seharusnya memperbaiki perilakunya itu. Saya juga melakukan hal yang sama kepada ketiga anak saya. Mereka akan segera berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Meskipun suatu saat kejadian itu berulang, maka orang tua jangan bosan untuk mengingatkan anak tentang perilakunya itu.

E. Ajarkan Anak Bersosialisasi Dengan Lingkungannya.
Kenalkan anak dengan berbagai lingkungan dalam hidupnya, selain sekolah dan rumah. Ajaklah mereka untuk mengunjungi rumah nenek, saudara atau teman-temannya. Dengan cara ini, anak akan belajar mengenal lingkungan yang beragam. Mereka akan belajar, bahwa tidak selamanya lingkungan yang mereka terlibat di dalamnya adalah baik. Anak akan mengenal berbagai karakter di lingkungan yang berbeda, sehingga dari sana, kita dapat memasukkan pelajaran, mana yang baik dan mana yang buruk.

F. Berikan Pondasi Agama Yang Kuat.
Poin terakhir yang paling penting adalah, memberikan pondasi agama yang kuat kepada anak. Anak harus mengenal siapa Allah, apa tugas mereka sebagai hamba Allah. Dengan demikian, anak akan memiliki tujuan hidup yang jelas. Ajarkan kepada anak, bagaimana menjalankan perintah Allah dengan benar, menjalankan ibadah dengan benar, bersikap positif yang akan mendatangkan kebaikan dan pahala bagi dirinya. Kita bisa memberikan buku bacaan kepada anak dengan tema keagamaan yang menarik sesuai usia mereka. Anak-anak biasanya akan lebih tertarik meniru sebuah perilaku lewat buku bacaan. 

Menumbuhkan karakter positif pada anak, juga merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan generasi yang berkualitas dan beradab. Mereka akan menjadikan agama sebagai pedoman dalam berperilaku. Lakukan semua usaha itu dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan konsisten. Anak akan melihat kita sebagai teladan yang menjadi acuan bagi mereka dalam berperilaku. Oleh karena itu, orang tua juga harus dapat menjadi teladan dalam setiap perbuatan yang kita lakukan.

Saya juga berusaha untuk menanamkan pendidikan karakter positif sejak mereka masih kecil. Hal itu ternyata memang memberikan dampak positif bagi perilaku mereka. Jika mereka melakukan kesalahan, maka secara otomatis akan timbul rasa bersalah dari dalam diri mereka. Selain itu, anak akan lebih mudah dalam menerima nasihat. Bahkan mereka juga sudah terbiasa meminta maaf jika melakukan kesalahan. Semua perilaku baik itu, terus saya usahakan untuk dilakukan secara terus menerus. Sebagai orang tua, saya juga berusaha memberikan contoh yang baik. Terutama dalam hal meminta maaf. Jika kita melakukan kesalahan, maka tidak segan untuk meminta maaf kepada anak.

Mendidik generasi milenial yang penuh dengan ragam aktivitasnya dan menjamurnya media sosial saat ini, membutuhkan kerja keras yang luar biasa. Orang tua juga harus dapat menjadi rujukan yang mampu menghadirkan oase dalam gemerlapnya zaman. Karakter positif anak yang sudah kita tanamkan, jangan sampai tergerus oleh zaman digital ini. Meskipun kita tidak bisa melarang mereka sepenuhnya, untuk tidak berhubungan dengan gadget, tetapi pastikan mereka menjadi anak yang bertanggung jawab dan bisa dipercaya. Semua itu, karena pembentukan karakter positif yang kita tanamkan kepada anak, sejak usia dini.


Kudus, awal November 2019.

You Might Also Like

4 komentar

  1. hai Mbak...makasih sharingnya. Betul banget, pondasi agama yg kuat. Jadi sebagai ortu ada rasa aman gitu...

    BalasHapus
  2. Thanks sharing nya mbak.. anak saya 4 dan baru beranjak remaja. Artikel ini pas banget buat referensi saya

    BalasHapus