Bagaimana Mengatasi Anak Tantrum

Oktober 17, 2019

Pernakah kita melihat atau mungkin anak kita sendiri, saat menginginkan sesuatu, mengungkapkannya dengan teriakan, marah, menangis atau bahkan sampai berguling-guling dilantai? Saya pernah melihat anak yang seperti itu. Banyak orang tua yang kurang sabar, saat menghadapi anaknya yang bertingkah seperti itu. Kondisi di atas dinamakan tantrum pada anak. 

Tantrum adalah kondisi dimana anak meluapkan emosi dengan berlebihan. berteriak, marah-marah, menangis, bahkan sampai berguling-guling. Biasanya mereka melakukan hal itu untuk mencari perhatian orang tua. Tantrum ini biasanya dialami oleh anak usia 1-4 tahun. Situasi ini sebenarnya hal yang wajar terjadi pada anak usia dini, karena mereka belum bisa mengungkapkan emosi dengan cara benar.

Terkadang orang tua akan mengambil jalan pintas untuk mengatasi hal itu. Mewujudkan keinginan anaknya yang sedang tantrum. Dengan alasan, biar segera diam dan tidak rewel lagi. Namun, hal itu justru tidak memberikan solusi bagi masalah tersebut. Justru sebaliknya, anak akan merasa, tantrum adalah senjata paling ampuh untuk menguasai orang tua. rata-rata anak tantrum, biasanya sekitar 0,5 sampai 1 menit. Atau paling lama sekitar 5 menit.



Tantrum ini juga seringkali terjadi di tempat-tempat umum. Anak tidak hanya melakukannya saat di rumah, akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, mereka bersikap seperti itu saat berada di luar rumah. Saya pernah melihat kejadian anak yang tantrum di tempat umum. Orang tuanya kurang sabar, sehingga melampiaskan kekesalannya dengan memarahi si anak. Alhasil, bukanya diam, si anak justru bertambah marah dan berteriak-teriak.

Sebenarnya, kita bisa banyak belajar juga dari tantrumnya anak. orang tua akan belajar bersabar dan memahami apa yang menjadi keinginan anak. Rata-rata anak tantrum karena, lapar, lelah, menginginkan sesuatu, atau merasa kurang sehat. Orang tua harus mencari tahu, alasan yang menjadikan anak mengalami tantrum. Jadi, jangan membuat anak semakin tidak terkendali dengan sikap emosi kita.

Tips Bagaimana Mengatasi Anak Tantrum

Tantrum pada anak, tentu saja tidak boleh dibiarkan secara terus-menerus, karena hal itu akan berdampak negatif terhadap psikologi anak dan juga lingkungan sekitarnya. Orang tua harus membantu anak, untuk bisa mengendalikan emosinya dengan beberapa latihan yang akan membantu si kecil mengenali emosinya tersebut. Teladan dari orang tua, juga salah satu hal yang harus ditunjukkan.

Orang tua yang mampu mengendalikan emosi dengan baik, maka anak akan merasa lebih aman dan nyaman saat berada di dekat orang tuanya. Sikap tantrum, bisa juga disebabkan karena orang tua yang kurang memberikan perhatian kepada anak, sehingga hal itu menimbulkan rasa kesal dan jengkel dalam diri si kecil.

Banyak cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mencoba menghentikan tantrum pada anak. Diantaranya dengan melakukan beberapa tips berikut ini :

1. Tetap Tenang.
Saat anak tantrum, usahakan kita tetap tenang. Jangan terpancing emosi, dengan ikut membentak, berteriak kepada anak, apalagi sampai menyakiti secara fisk. Sikap tenang orang tua, akan membuat kita lebih mudah mengatasi tantrum. Kita dapat segera memeluk atau menggendongnya ke tempat yang lebih nyaman dan tenang, sehingga kita akan lebih mudah untuk menenangkan emosinya.

2. Mencari Tahu Penyebab Tantrum.
Banyak hal yang bisa menjadikan anak tantrum. Seperti, menginginkan sesuatu, lapar, mengantuk, lelah atau dalam kondisi kurang enak badan. Kita harus dapat mencari tahu, mengapa anak rewel. tanyakan padanya, apa yang menjadi keinginannya. Bantu dia untuk mengungkapkan penyebab tantrum. Setelah si kecil menyebutkan alasannya, maka akan lebih mudah bagi kita untuk membantu menyelesaikan masalahnya tersebut.

3. Jangan Bertindak Emosi.
Saat anak mengalami tantrum, jangan sampai kita ikut emosi menghadapi mereka. Apalagi sampai memukul atau berkata kasar terhadap anak. Cobalah untuk tetap bersikap tenang, dengan melakukan sentuhan fisik ke anak. Peluk mereka atau gandeng tangannya sambil mengucapkan kata-kata yang positif.



4. Mengalihkan Perhatian.
Cara ini dapat kita lakukan, saat mereka tantrum menginginkan sesuatu, seperti mainan misalnya. Kita dapat mengalihkan perhatian mereka dengan memberikan mainan yang masih mereka punya, atau memberikan alternatif barang yang lain. 

5. Tunjukkan Rasa Empati Kita Terhadap Anak.
Sikap empati ini, menjadikan anak merasa dihargai. Berikan ruang si kecil untuk mengungkapkan emosinya. Setelah itu, kita dapat mengajaknya berbicara dari hati ke hati. Dengan mengungkapakan kata-kata sebagai berikut misalnya : "Kamu nangis karena lelah ya?" dan lain sebagainya. Setelah mereka mengungkapkan kekesalannya, barulah kita mencoba masuk dengan kata-kata yang lembut dan penuh kasih sayang, sehingga bisa lebih menenangkan mereka.

6. Pastikan Kondisi Di Sekitar Anak Aman, Saat Tantrum.
Jauhkan si kecil dari benda-benda yang bisa membahayakan dirinya atau orang disekitarnya, saat dia tantrum. Orang tua harus tetap waspada dengan gerakan dan tindakan si kecil. Sehingga dia tidak akan mencoba melukai dirinya

7. Memberikan Pujian Kepada Anak.
Memberikan pujian dan motivasi yang positif kepada anak, saat mereka melakukan kebaikan, menjadi salah satu cara untuk mengatasi tantrum anak. Meskipun awalnya dia marah, kesal, jengkel. Tetapi setelah si kecil sudah tenang kembali. Berikan dia pujian yang bersifat positif. Karena dia sudah bisa bersikap baik, dengan menurut orang tua dan mengatasi tantrumnya dengan baik.  

Pola asuh yang baik, dapat membantu mengurangi sikap tantrum pada anak. Meskipun hal tersebut adalah wajar dan biasa terjadi pada anak usia dini. Akan tetapi, kita dapat mengelola tantrum itu dengan lebih baik dan terarah. Anak-anak akan cenderung memilih bersikap baik, jika kita membiasakan berdialog dan menggali apa yang menjadi keinginan mereka. 

Salah satu cara, yang bisa diterapkan untuk mengatasi tantrum, adalah membuat kesepakatan-kesepakatan dengan anak, tentang apa yang mereka inginkan, bagaimana bisa mendapatkana apa yang diinginkan itu. Kemudian melatih mereka mengungkapkan perasaannya. Memang hal itu membutuhkan kesabaran dan ketrampilan orang tua.



Saya juga berusaha untuk melatih anak balita saya dengan kesepakatan-kesepakatan yang akan kami buat, saat akan melakukan sesuatu atau membeli sesuatu. Dalam hal ini mainan. Kami akan bersepakat terlebih dahulu di rumah, sebelum keluar untuk membeli mainan atau melakukan sesuatu bersama. Sehingga, kita bisa mengingatkan anak dengan peraturan yang disepakati tadi, saat dia mulai tantrum.

Memberikan konsekuesni, juga bisa kita lakukan, jika anak melanggar kesepakatan tersebut, sehingga dapat mengurangi tantrum. Sikap sabar dan penuh kasih sayang, menjadi kunci yang utama bagi para orang tua dalam menghadapi semua tingkah laku anak. Belajar menjadi orang tua yang bijak dan sabar dalam menghadapi segala tingkah polah anak, adalah hal yang perlu kita lakukan.

Jangan sampai, perbuatan kita menjadi sumber tidak berkembangnya anak sesuai dengnan naluri dan usianya. Tantrum menjadi salah satu cara anak untuk melampiaskan emosi yang belum terarah. Pastikan kita menjadi orang pertama yang menjadi guru sekaligus contoh yang baik dalam mengelola emosi. Yuk kita belajar bersama mulai dari sekarang. 

Kudus, medio Oktober 2019.

You Might Also Like

10 komentar

  1. Berasa diingatkan lagi nih apa yang harus dilakukan saat anak tantrum, dulu baca tips gini terus karena antisipasi anak tantrum apalagi di tempat umum. Emang menghadapi anak tantrum itu sesuatu banget ya, ga boleh emosi dan harus tetap tenang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disinilah kesabaran kita diuji Mbak. Anak kadang-kadang juga tahu memanfaatkan waktu yang bisa memuluskan usaha merwka untuk tantrum. Nah, dengan bersikap tenang ini, mereka akan merasa kita cuekin, akhirnya diam sendiri. Pengalaman pribadi kalau saya itu hehee..

      Hapus
  2. Aku setuju yang nomor satu mbak... tenang.. dengan ketenangan kita bisa kontrol semuanya. Emosi kita, anak kita dan lebih bisa berpikir jernih ketika mencari jalan ke luar. Hmm... rasanya nano-nano banget ya kalau anak tantrum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget. Kalau kita ikutan emosi, jadinya malah kayak orang berantem.

      Hapus
  3. Lupa inget dulu anak²ku tantrum ga ya? Alhamdulillah kayaknya engga sampai guling²an sih. Yaa nangis pernah sih. Bener, ditenangkan dan dialihkan perhatiannya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, anak2 saya juga tidak ada yang tantrum sampai begitu Mbak. Paling hanya nangis sambil teriak.

      Hapus
  4. Betul, Mbak. Kebetulan aku juga pernah menulis ttg tantrum dan kurang lebih caraku menghadapi anak sama dengan tips ini. Intinya memang paling utama ortu harus tenang, biar gak tambah runyam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Yang penting jangan menuruti keinginan yang diinginkan anak. Lihat dulu kepentingannya.

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  6. Saat anak tantrum memang kita yang harus tenang, cooling down dan gak terpancing emosi ya mba. Karena emosi itu punya efek cermin. Kalau kita emosi, anak juga makin tantrum. Sip, tipsnya oke. Makasih udah diingetin ya mba

    BalasHapus