Menjadi Teman Curhat yang Menyenangkan bagi Anak

Maret 19, 2021

Keterbukaan dalam sebuah keluarga mutlak diperlukan, baik antar pasangan ataupun anak dengan orang tua. Komunikasi yang lancar akan menjadikan kehidupan rumah tangga dan hubungan anak dengan orang tua akan berjalan lancar dan harmonis. Anak-anak adalah sosok yang membutuhkan figur dalam menjalani kehidupannya, dan orang tua adalah salah satu figur yang tepat bagi anak.

Dalam proses perkembangannya, anak akan melewati beberapa tahapan, dimana peran orang tua sangat diperlukan dalam mendampinginya. Nah, salah satu kebutuhan anak dalam tahapan perkembangannya adalah mereka membutuhkan teman curhat yang mau mendengarkan semua keluh kesah dan juga harapan-harapannya.

Anak saya yang sulung sudah berusia 15 tahun. Dia cukup dekat dengan saya, meskipun sejak usia 13 tahun dia sudah tinggal di pondok pesantren, tetapi kami selalu melewatkan waktu untuk saling bercerita saat jadwal dia menelepon. Kami akan saling menanyakan kabar dan juga bercerita tentang kejadian yang terjadi di pondok, rumah dan dia juga menyampaikan harapan-harapannya kelak.

Kedekatan itu selalu saya jalin meskipun kami tidak bertemu secara langsung. Sebagai orang tua tentu kita tidak ingin melewatkan masa dimana anak-anak  membutuhkan seseorang untuk mendengarkan keluh kesah mereka bukan? Meskipun bukan berarti kita memaksa mereka untuk menceritakan semua yang terjadi dalam kesehariannya, tetapi hadirlah sebagai teman yang menyenangkan sebagai tempat curhat anak.

Di era digital peran orang tua sangat penting, jangan sampai anak merasa lebih nyaman curhat dengan teman di dunia maya daripada dengan orang tua. Meskipun demikian, orang tua harus tetap menghargai privasi anak. Saling menghargai dan memberikan perhatian yang tulus kepada anak, akan membuat mereka menjadi nyaman dan dekat dengan orang tua.  


www.ulfahwahyu.com

Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan agar bisa menjadi teman curhat yang menyenangkan bagi anak, di antaranya 

Menjalin Hubungan yang Harmonis dengan Anak

Hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak akan memberikan dampak positif bagi perilaku anak. Jadilah orang tua yang dekat dengan anak, tidak hanya ketika mereka masih kecil, tetapi saat mereka dewasa juga. Saat hubungan yang terjalin harmonis, maka anak tidak akan sungkan untuk curhat tentang masalahnya kepada orang tua. Mereka akan menemukan kenyamanan dan rasa tenang saat curhat dengan orang tua, jika hubungan di antara mereka terjalin dengan harmonis.

Menjadi Pendengar yang Baik

Saat anak curhat, jadilah seorang pendengar baik. Jangan sela apalagi memberikan nasihat sebelum diminta. Dengan menjadi pendengar yang baik, akan membuat anak merasa dihargai. Terkadang mereka hanya butuh untuk di dengarkan, tanpa harus memberikan solusi. 

Stop Menghakimi

Saat anak memutuskan untuk curhat dengan orang tua, itu menandakan mereka percaya kepada mereka, jadi bersikaplah bijak dalam mendengar curhatan anak. Stop menghakimi atas masalah yang sedang mereka hadapi. Berikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan permasalahan dengan tuntas. Seandainya memang anak melakukan kesalahan, jangan serang pribadinya, tetapi fokuslah untuk memperbaiki perilaku negatifnya, dan yakinkan anak bahwa masih ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.

Pahami Aktivitasnya

Dunia anak-anak akan penuh dengan warna. Mereka akan banyak menemui hal-hal yang baru sejalan dengan pertambahan usianya. Sebagai orang tua, kita harus dapat memahami aktivitas anak. Ketika anak curhat tentang aktivitas yang mereka lakukan di luar rumah, maka pastikan orang tua mendengar dan memahami apa yang menjadi harapan mereka. 

Menjadi teman curhat yang menyenangkan bagi anak adalah harapan semua orang tua. Kita dapat memposisikan diri sebagai sahabat sekaligus orang tua. Saat orang tua terbuka dengan anak, maka mereka juga akan melakukan hal yang sama. 

Mengajak anak berdiskusi dan melibatkan dalam pengambilan keputusan tentang masalah keluarga yang sesuai dengan porsi mereka, dapat menjadi salah satu cara agar anak dekat dengan orang tua. Terutama jika anak sudah menginjak usia remaja, mereka sudah dapat kita libatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan dan peraturan dalam keluarga. 

Jadilah teman curhat yang menyenangkan bagi anak, dan Jadilah bagian dari hidup anak-anak selagi kita mampu, karena ketika mereka sudah beranjak dewasa dan berkeluarga, mungkin perhatian anak akan terbagi. Tetapi yakinkan dalam diri mereka, bahwa orang tua akan selalu ada kapanpun mereka membutuhkan.

Salam Hangat

Ulfah Wahyu








 


You Might Also Like

36 komentar

  1. MasyaAllah TabarokAllah

    Super hepiii ya Bund, kalo anak dekat dan akrab dgn ortu

    Walo jarak memisahkan, tapi cinta itu tetap bertautan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komunikasi positif menjadi kunci bund, saya pun masih terus berusaha untuk menjalinnya.

      Hapus
  2. Sebagai ortu dari remaja saya setuju banget dengan tulisan ini, Mbak. Komunikasi dengan annak itu penting banget. Dan harus dibangun fondasinya sejak dini. Supaya saat mereka remaja tetap bisa hangat dengan ortu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, karena masa2 mendampingi anak tidak akan bisa kembali lagi. Selagi ada waktu kita bisa memanfaatkan dengan baik.

      Hapus
  3. Yang jadi masalah saya kadang suka ada perbedaan sikap antara saya dan suami dalam menyikapi permasalahan anak ini. Mungkin karena suami tidak pernah baca ilmu parenting, jadi yang ia terapkan hanyalah kebiasaan dari orang tuanya dulu. Padahal jamannya sekarang jelas beda kan ya? Ini yg bikin anak seolah hilang respect.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin bisa dikomhnikasikan dengan suami ya mbak, bagaimana orang tua berbagi peran dalam memdampingi anak.

      Hapus
  4. Membaca artikel Mbak Ulfa ini mengingatkan saya pada seorang bocah SMP. Tatkala ayahnya ngomel sembari berkemas mau berangkat kerja, dia malah bergumam,"Udah pergilah bapak. Selagi bapak ada di rumah, kami tak pernah merasa aman."
    Waduh... saya berpikir, beginilah akibatnya si bapak yang suka nyinyir pada anak. selamat sore, Mbak Ulfah. Terima kasih telah berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suka sedih kalau denger cerita begini, padahal sebenarnya anak sangat membutuhkan perhatian orang tua.

      Hapus
  5. Bener mbak sebagai ortu harus bisa jadi teman curhat anak ya supaya anak tidak mencari orang lain untuk berkeluh kesah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kedekatan dengan anak harus terus dibangun.

      Hapus
  6. Menjadi orangtua memang ada triknya ya. Agar anak bisa mempercayai kita sebagai teman curhat maka mau tak mau kita harus menyesuaikan diri juga menjadi seperti apa yang dimau oleh anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita saling memahani ya mbak dengan anak, agar bisa menjadi orang tua sekaligus sahabat bagi mereka.

      Hapus
  7. Aku kangen dicurhati sama anak nih mba. Udah 5 tahun jauh-jauhan sama anak sulung, dia mondok di luar kota. Jadi teringat ketika masih SD dulu. adaaaa aja yang dicurhatinnya, padahal ibunya waktu itu sibuk kerja. Sekarang ibunya udah di rumah, anaknya yang ga di rumah huhuhuuu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami biasa saling cerita via telepon, walau waktunya terbatas tetapi sudah merasa puas.

      Hapus
  8. Asyik sekali mba bisa jd teman curhat untuk anak. Saya juga sedang berusaha membangun bonding itu supaya waktu sudah besar anak saya tetap terbuka mau curhat2 sama ibunya. Soalnya saya tidak begitu dengan kedua orang tua saya. Huhu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak bonding memang harus dibangun sejak kecil, agar terus tumbuh dan semakin kuat.

      Hapus
  9. Impian banget mam. Saya berharap kelak bisa dekat dengan anak saya, terutama ketika ia remaja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ya mbak, bisa kita mulai dari sejak mereka kecil.

      Hapus
  10. Alhamdulillah.. Beruntung bagi Bunda yang masih dicurhatin anaknya. Saat mereka dewasa dan jauh, curhatannya makin sedikit.
    Tapi paling tidak.mereka tahu, Bunda selalu ada saat dibutuhkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, sekarang mumpung masih bisa kita berusaha untuk terus dekat dengan mereka ya.

      Hapus
  11. Kebanyakan memang saat anak remaja, mulai jarang berkomunikasi dgn orang tua. Entah mulai menghindari bercerita, memendam masalah sendiri. Ah.. Beratnya.. Semoga komunikasi besok dan anak2 saat remaja berjalan bagus seperimu ya mba

    BalasHapus
  12. Kebayang yah...melepaskan anak ke pesantren di saat sedang melewati masa-masa pubernya.
    Ada tipsnya kah, kak?
    Aku maju-mundur banget melepas anak SMP untuk ke pesantren, hiiks~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bismillah, ikhlas dan matap mbak, dari pihak anak dan orang tua. Insya Allah Allah akan memudahkan semuanya.

      Hapus
  13. Makasih mbak tipsnya, aku catet yaa.. Cita-cita ku banget suatu hari nanti kalo punya anak bisa jadi tempat curhatnya dia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cita2 semua orang tua ya mbak itu, semoga bisa terwujud.

      Hapus
  14. Membaca artikel Mbak saya terkenang saat masih masa puber. Sebagai anak abg usia 14-15 lagi proses jatidiri. Maunya didengar, dianggap ada, pendapat diperhatikan. Saya setuju banget untuk menghadapi anak seusia segini ortu lebih jadi teman curhat. Kalau komunikasi satu arah khawatirnya anak malah ga nyaman sama ortu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kita berusaha memahami dunia mereka, apalagi zaman sudah bergeser ya. Saya lebih memposisikan diri sebagai teman.

      Hapus
  15. semoga kita bisa menjadi teman curhat anak meskipun anak sudah dewasa ya mbak. memang membangun kelekatan tuh penting biar anak curhat terus ke kita. nah, jangan lupa untuk mengassah skill mendengarkan anak, aku pernah nulis di blogku mbak. kalau luang boleh baca2 hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iya mbak insya Allah. Menjadi pendengar yang baik juga butuh latihan dan skill ya agar anak juga tetap merasa diperhatikan.

      Hapus
  16. aduh iya nih, aku masih belum bisa jadi teman curhat yg baik untuk anakku, yg paling susah adalah yang tidak menghakimi itu
    makasih remindernya ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau anak sudah remaja ini memang harus dihindari mbak, karena mereka juga sudah memiliki pilihan2 sendirj tentunya. Kita dengarkan dulu, baru kalau ada hal yang kurang tepat kita bisa mengingatkan dengan halus.

      Hapus
  17. Ini PR yang sampai hari ini harus kukerjakan
    Alhamdulillah saya berusaha untuk mendengar setiap yang anak katakan
    Besar kecil, sepele atau tidak
    Karena anak akan kembali pada siapa kalau bukan orang tuanya...

    BalasHapus
  18. Trims kak, remainder banget agar Kita bisa belajar menjadi teman curhat yang baik bagi anak nih ya jangan suka menghakimi pas anak curhat

    BalasHapus