Jika Memilih Sekolah Di Pesantren 5 Hal Ini Harus Disiapkan

Juli 12, 2020

Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Bagi orang tua yang memiliki anak lulus sekolah atau usia masuk sekolah, pasti saat ini sedang  sibuk memikirkan kemana anaknya akan melanjutkan pendidikannya atau kemana mereka akan mendaftar sekolah. Tidak bisa kita pungkiri lagi, bahwa peran pendidikan saat ini sangat penting, orang tua harus jeli dalam memilih sekolah yang sesuai dengan harapan dan keinginan mereka serta anak.

Memilih sekolah pada saat ini memang lebih membingungkan, apalagi dengan adanya sistem zonasi yang diterapkan oleh pemerintah bagi sekolah negeri, mengharuskan calon siswa memilih sekolah sesuai dengan wilayah tempat tinggalnya. Hal itu tentu membuat kita harus berpikir ulang saat akan memasukkan anak ke sekolah yang menjadi favorit tapi berada di luar zonasi.

Foto : Dokumen Pribadi
 
Mungkin kita harus mulai melirik sekolah swasta yang saat ini perkembangannya juga semakin pesat dan mampu bersaing dalam hal kualitas. Tentukan saja dengan budget yang kita miliki, sehingga tetap bisa memilih sekolah sesuai dengan keinginan anak dan orang tua, namun tetap terjangkau. Selain sekolah negeri dan swasta reguler, menyekolahkan anak ke pondok pesantren juga bisa menjadi pilihan.

Saat ini sudah banyak pondok pesantren yang juga memiliki kurikulum terpadu. Memadukan pendidikan agama dan juga ilmu pengetahuan. Kita bisa memilih pesantren seperti apa yang anak dan orang inginkan, sehingga ada memberikan kenyamanan pada anak saat menempuh pendidikan di sana.

5 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Masuk Pondok Pesantren

Paling tidak ada 5 hal yang harus disiapkan oleh orang tua dan anak sebelum memilih untuk menempuh pendidikan di pondok pesantren, di antaranya :

Ikhlas
Ikhlas saat menempuh pendidikan di pondok pesantren menjadi kunci utama selama menempuh pendidikan di sana. Keikhlasan selama mengikuti pendidikan dan juga melewati hari-hari di pondok dan mentaati semua peraturan yang di berlakukan. Semua itu membutuhkan keikhlasan dari dalam diri santri, karena mereka akan tinggal di pondok selama 24 jam.

Persiapan Mental
Mempersiapkan mental anak saat akan masuk ke pondok pesantren menjadi hal yang paling penting, karena anak akan berpisah dengan keluarganya dalam jangka waktu yang lama. Selain itu di pesantren mereka juga akan bergaul dan tinggal dengan teman-teman yang berasal dari berbagai daerah. Tentu saja mereka memiliki adat, budaya dan juga sifat serta karakter yang berbeda-beda. Jadi pastikan anak memiliki mental yang kuat dan mudah untuk belajar bersosialisasi.

Persiapan Fisik
Mempersiapkan fisik juga menjadi hal yang penting. Pastikan anak sehat secara jasmani dan ruhani, karena tinggal di pondok diperlukan fisik dan ruhani yang kuat. Banyaknya kegiatan yang sudah terjadwal tentu membutuhkan tubuh dan jiwa yang sehat untuk bisa mengikutinya. 

Kemandirian
Setelah memutuskan masuk ke pondok pesantren, maka secara otomatis anak akan belajar mandiri. Tinggal di pondok dengan fasilitas yang terbatas tidak seperti saat berada di rumah, menuntut anak untuk lebih kreatif dan cekatan dalam meyelesaikan semua tugasnya. Mulai dari masalah kebersihan diri dan lingkungan, sampai pada kemandirian dalam belajar.

Tekad Kuat
Memilih sekolah di pondok pesantren berarti siap untuk meninggalkan rumah dan keluarga yang disayangi. Keluar dari semua zona nyaman yang selama ini menjadi hal yang sangat di rindukan oleh anak. Mereka harus memiliki tekad yang kuat untuk terus meyakinkan diri sendiri, bahwa belajar di pesantren adalah pilihan yang tepat dan akan memberikan rasa nyaman bagi diri mereka. Pastikan juga mereka siap untuk menerima semua resiko dan konsekuensi selama menempuh pendidikan di pondok pesantren.

Foto : Dokumen Pribadi

Diskusi dari hati-ke hati antara anak dan orang tua, sangat di perlukan untuk memberikan gambaran tentang kehidupan di pesantren. Yakinkan kepada anak, bahwa keluarga masih memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang sama untuk mereka, meskipun tidak tinggal bersama lagi dalam satu atap.

Berikan gambaran yang menyenangkan, bahwa pondok adalah tempat belajar yang nyaman, karena anak-akan bertemu dengan teman-teman yang memiliki visi dan misi yang sama. Ustaz atau Ustazah yang akan membimbing mereka dengan kasih sayang dan keikhlasan, sebagai pengganti dari orang tua.

Belajar di pondok pesantren akan memberikan banyak pengalaman batin bagi anak. Begitu juga dengan orang tua, kita akan belajar juga tentang kesabaran dalam menahan diri untuk tidak terlalu mengkhawatirkan anak. Berikan kepercayaan dan jangan lupa teruslah merajut doa dengan kesungguhan hati, agar semua ikhtiar yang sudah kita lakukan akan memberikan hasil yang terbaik dan bermanfaat bagi kehidupan anak di dunia dan akhirat. 

Salam hangat

Ulfah Wahyu




You Might Also Like

32 komentar

  1. Saya salut dengan orang tua yang memilih pesantren sebagai tempat belajar putra-putrinya..Karena kalau jaman saya biasanya anak pisah dengan orang tua saat kuliah. Tapi kalau pesantren di usia sekolah sudah pisah. Tentu perlu perjuanagn ekstra bagi keduanya. Memang semua punya kurang lebih, sekolah formal, HS, pesantren, sekolah negeri, swasta....semua adalah pilihan yang perlu pertimbangan.
    Oh ya terkait kemandirian, beberapa pesantren yang "eksklusif" ternyata bikin anak malah enggak mandiri. Anak kerabat saya mondok di Ponpes di Serpong dan semua dilayani. Ada laundry, tempat makan/kantin, pembersihan kamar...dan lainnya. Jauh banget dengan Ponpes bayangan saya sejak kecil (rumah ortu saya di Kediri berjarak 1 km dari Ponpes Lirboyo, Kediri)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, semua adalah pilihan, yang terpenting saat memilih pesamtren adalah maaing2 anak dan ortu ikhlas dan berpikir positif.

      Hapus
  2. Kembali ke kesiapan anak ya mbak, kalau saya belum terlepas hiks. Rasanya mau nampung mereka di di rumah sampai 15 tahun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih belum tega ya mbak, yang penting anaknya nyaman dan bahagia.

      Hapus
    2. Iya mbak. Perlu mengenali mereka dulu, puas bersama sehingga saat melepaskan sudah ikhlas.

      Hapus
    3. Benar mbak, sukses terus buat ananda.

      Hapus
  3. Masya Allah... saya sedikit deg-degan mau melepas dua anak gadis saya yang mau mondok. Kelas 1 SMP dan SMA. Bismillah... Insya Allah sudah ikhlas memberi mereka lingkungan belajar yang jauh dari rumah, semoga mereka bisa mandiri dan menambah hafalan mereka. Makasih sharingnya mbak Ulfah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin mbak, semoga dimudahkan dan di lancarkan semua urusannya ya.

      Hapus
  4. Mbaaaak.. Dirimu Kudusnya mana? Aku di Kudus juga lho. Wah senangnya kalau ada blogger lagi dari Kudus.

    Benar sih semua yang ditulis Mbak Ulfah, hanya saja sampe saat ini kami belum kepikiran untuk memondokkan anak-anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku Dawe mbak. Memang harus benar-benar punya tekad kuat kalau memondokkan anak, tidak hanya ortu tapi dari anak juga.

      Hapus
  5. Terima kasih tipsnya, Mbak. Saya berencana menunggu anak-anak lulus SMP dulu baru melepas mereka sekolah jauh. Biar saat baligh dekat dulu dengan orang tua. Semoga ketika saatnya tiba sudah lebih siap melepas mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin mbak, semoga senantiasa dimudahkan ya.

      Hapus
  6. Harus ikhlas ya mba. Kadang kita menganggap anak2 masih kecil terus pdhal mungkin sudah saat'y mereka belajar mandiri dan hidup terpisah dr ortu'y. Hiks..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, mempersiapkan mental anak dan orang tua dulu kayaknya.

      Hapus
  7. Persiapan dana juga ya mba.

    BalasHapus
  8. Pengin jg anak sy masukin pesantren biar dpt lingkungan yg kondusif
    Jd inget ponakan sy dulu jg mondok dan memang benar y Mbaa mesti legowo sbagai ortu
    Smoga kelak saya bisa aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semua adalah iktiar yang terbaik buat anak ya mbak.

      Hapus
  9. Terimakasih ulasannya Mbak. Sejak dini saya memang sudah belajar soal melepas anak ke pesantren ini. Ya, Fahmi putra semata wayang kami meskirmeski sekarang baru tujuh tahun, ia rencananya akan mondok di Jawa Timur. Anaknya sudah mau, kami selalu membahas ini, semoga kami bisa. Mohon doanya juga ya Mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga dimudahkan semua urusannya ya mbak.

      Hapus
  10. Memang benar mba kalau siap mental itu utama karena ada anak tetangga yang tak kuat sekolah di pesantren hingga akhirnya kabur dari pesantren itu. Bagaimanapun hidup dengan orang-orang yang baru dikenal dengan berbagai kebiasaan tidaklah mudah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, menjadi salah satu modal yang harus disiapkan. Mungkin bisa di siapkan dari usia SD.

      Hapus
  11. Tipsnya bagus sekali mbak. Kayanya kesiapan mental jauh lebih penting ya, karena kalo materi masih bisa menyesuaikan insya Allah. Yang penting anak dan orangtua siap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, kalau kita mempunyai niat Allah akan memudahkan semua urusan.

      Hapus
  12. suamiku juga prospek anak-anak di pesantren huhu. sebagai keluarga yang ga dididik dgn pendidikan pesantren, aku tuh bingung cara milih pesantren yang baik gmmn? dan supaya anak ga ngerasa "dibuang ke pesantren" gmn? kindly sharing mbak wahyuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ajak anak untuk terlibat dalam memilih pesantren mbak. Mau model yang seperti apa, nanti baru kita masuk memberikan gambaran tentang kehidupan di pesantren itu seperti apa dengan cara di ajak berkunjung ke pesantren yang diharapkan.

      Hapus
  13. Anakku yang sulung sudah 4 tahun ini di pondok pesantren mba. Sekaligus sekolah juga. Alhamdulillah banyak progress yang dialaminya, terutama dari sisi kepribadian. Anaknya jadi nrimo dan lebih peka pada orangtua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, saya juga merasakan hal yang sama. Anak jadi lebih dewasa, bisa diajak diskuksi dan bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang sedang di hadapi. Aklhak dan ibadahnya semakin baik. Dia juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

      Hapus
  14. pesantren sekarang memang nggak kalah bagus ya, mbak kualitasnya sama sekolah negeri dan unggulan. cuma memang kalau buat orang tua perlu tekad yang kuat kayaknya buat mengirim anak ke pesantren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak benar, biar tetap bisa bertahan selama tinggal di pesantren.

      Hapus
  15. Memang butuh persiapan mental ya melepas anak sekolah di pesantren. Bukan cuma buat anaknya tapi juga emak bapaknya. Aku dan suami juga insya Allah pengen nyekolahin anak ke pesantren nanti pas usia SMP. Semoga saja sampai hari itu tiba, sudah ikhlas dan siap mental.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, harus benar2 deipersiapkan sejak usia SD. Semoga terwujud harapnnya ya mbak.

      Hapus